Rosadi Jamani (Dosen UNU Kalbar)
Ada dua peristiwa heboh dan viral kemarin. Pertama, Ponpes Azzaytun dengan syechnya, Panji Gumilang. Kedua, Wagner Group, tentara bayaran melakukan pemberontakan ke Presiden Vladimir Putin. Dua peristiwa ini mondar-mandir di medsos. Dari yang berdasarkan fakta, sampai hoax muncul bersamaan. Kalau tidak cerdas membaca dan menilainya, bisa hanyut yang diikuti berita hoaxnya. Karena, hoax itu lebih menarik dari fakta sebenarnya.
Azzaytun memang penuh kontroversial. Bukan hanya kemarin, tapi sudah sejak dulu. Tak habis-habis kontroversialnya. Macam-macam cap sudah dialamatkan pada Azzaytun. Mulai dari sesat, haram, antek Israel, KW9, markas NII, dsb. Apalagi dengarkan statemen Ken Setiawan. Azzaytun itu benar-benar gudang pencetak teroris, tak ada benarnya. Keterangan Ken itu dibantah sepenuhnya oleh Muhammad Ikhsan, alumni Azzaytun. Anehnya, Azzaytun masih tetap megah berdiri. Mirip batu karang yang tetap kokoh diterjang tsunami. “Ya, iyalah kokoh, wong backingnya orang kuat.” Kira-kira begitu tudingan yang memang tak suka Azzaytun. Ada lagi, “Mana berani ngusik Azzaytun selama ada Pak Kumis.”
Kontroversi Azzaytun memang menyulut kemarahan warga. Terlebih komunitas pesantren. Maunya ponpes terbesar di dunia itu dicabut izinya, dibubarkan. Biar tahu rasa. Bahkan, sampai ada demo besar minta Azzaytun ditutup. MUI Indramayu pun bereaksi dan mengeluarkan fatwa bahwa Azzaytun itu haram. Fatwa ini membuat marah Panji Gumilang. Ia pun mengharamkan MUI nginjak kawasan Azzaytun. “Harus konsisten dong. Kalau sudah bilang haram, jangan ke Azzaytun,” tantangnya. Ia juga menuding MUI sama dengan LSM. Ia hanya tunduk pada negara, bukan LSM. Memang tak ada takutnya si Panji ini.
Pemprov Jabar bereaksi. Bentuk tim dan panggil Panji ke Bandung sebagai bentuk tabayyun. Karena negara memanggil, Panji datang. Kurang lebih dua jam, Panji selesai diinterogasi oleh Tim. Hasilnya, ada delapan hal yang ditanyakan. Semua menyangkut kontroversi di tengah masyarakat. Ada tiga bisa dijawab. Sementara lima lagi, minta ditunda. Karena, Panji akan menjawabnya by data. Tim bentukan Ridwan Kamil akan menunggu jawaban itu. Sabar.
Pasca kedatangan Panji ke Bandung, Ridwal Kamil lapor ke bos, Mahfuz MD sebagai Menkopolhukam. Harus lapor dong. Usai terima laporan, Mahfud menyatakan, ada tiga hal terkait Azzaytun. Pertama, ada unsur pidana perseorangan. Kedua, dugaan pelanggaran adminstrasi. Ketiga, ada dugaan mengganggu ketertiban umum. Semua akan diselesaikan sesuai dengan porsinya. Pidana diserahkan ke polisi. Adminstrasi ke Kemenag, dan ketertiban umum ke Forkopimda Jabar.
Kalau sudah di Mahfud, tinggal menunggu hasilnya nanti. Sabar.
Versi proseduralnya begitu. Tak bisa pemerintah main bubarkan begitu saja. Kalau versinya geng sebelah, maunya segera ditutup. Bahkan, kasus Azzaytun dianggap sebagai pengalihan isu. Biasa, senjata utama dikeluarkan. Pengalihan isu. Tak jelas isu apa dimaksud. Isu penjegalan kali ya. Sampai di sini ya soal Azzaytun. Sudah ada yang nanganinya. Jangan yang tak tahu apa-apa, “macam iye-iye” kate budak Pontianak.
Beralih ke Wagner. Di tengah perang Rusia vs Ukraina, tiba-tiba muncul berita, Wagner memberontak. Tentara bayaran di bawah komando Yevgeny Prigozhin diberitakan media Barat menyerang Kota Rontov Rusia. Wagner yang selama ini membantu dan berjasa besar menaklukan Bakhmut, kok tiba-tiba nyerang Rusia. Vladimir Putin marah besar. Ia mengibaratkan, seperti menikam dari belakang. Ini pengkhianatan. Harus dilawan. Begitu media propaganda Barat memberitakan. Ada menganalisasis, pidato Putin yang dipublish media Barat bukan Putin, melainkan AI alias robot. Kalau tidak jeli, memang mengerikan. Sudah semakin susah membedakan mana berita benar dan salah. Pro Rusia maupun pro Barat sama-sama buat beritanya.
Terakhir, Belarusia sohibnya Rusia, sudah mendamaikan Wagner dengan tentara Rusia. Warga Beruang Merah itupun bernapas lega. Tapi, perang dengan Ukraina lanjut terus. Perang yang mau didamaikan Jokowi, Erdogan, pemimpin Liga Afrika, termasuk PBB juga, belum ada tanda-tanda mereda. Mungkin baru reda bila kedua tentara mati semua kali ya, hehehe. Sebagai pecinta damai, bukan damai di bawah meja ya, semoga perang dua negara serumpun itu cepat selesai. Capek baca beritanya, tiap hari itu melulu. Bagi yang pro Putin, nonton dari kejauhan sering tepuk tangan saat tank Leopard dan Abraham dihancurkan drone Lancet Rusia. Begitu juga saat tentara Ukraina menurunkan bendera Rusia, tepuk tangan. Itu bagi yang pro Ukraina plus NATO. Padahal, kalau kita berasa di daerah itu, yang didapat penderitaan, ketakutan, dan stress. Mau macam itu juga? Tak mau kan. Udah…doakan saja segera ada perdamaian. Atau ada yang mau langsung ngagak Putin seperti dilakukan Jokowi. Walaupun belum damai juga, ada upaya mendamaikannya. Dari pada suka tepuk tangan saat tentara saling bunuh membunuh.
Sebagai pesan, Azzaytun semoga segera tuntas. Perang Rusia vs Ukraina semoga cepat damai. Itu yang bisa dilakukan, berdoa. Mau diajak ngopi pun tak bisa.