Pacitan Mulai Musim Panen, Bagaimana Nasib Para Petaninya?

Aswaja News – Panen raya adalah saat yang paling ditunggu oleh petani di Pacitan. Wilayah yang sedang panen diantaranya adalah Desa Jatimalang Kecamatan Arjosari. Panen musim ini tergolong bagus membuat para petani gembira. Seperti halnya yang disampaikan oleh Pak Tri ” Alhamdulillah panen kali ini hasilnya bagus mas, tidak ada hama yang menyerang” ujarnya. Petani yang sedang memotong padi tersebut terlihat bersemangat untuk memanen padi miliknya agar bisa dibawa pulang untuk kebutuhan sehari-hari dan sebagian di jual untuk modal tanam berikutnya.

Hasil panen yang bagus merupakan buah dari proses yang melelahkan serta dukungan sarana dan prasarana pertanian yang memadai, diantaranya adalah bibit yang unggul serta pengairan yang cukup. ” Untuk jenis padi yang kami panen sekarang ini adalah jenis IR42. Lumayan tahan hama mas dan airnya cukup mudah sejak adanya Waduk Tukul di atas sana” ucap Pak Tri lagi. Varietas padi IR42 memang jenis baru yang lebih mudah di tanam termasuk di tanah Pacitan. Tekstur tanah Pacitan berwarna agak merah khas tanah pegunungan. Selain itu varietas ini jika ditanam menghasilkan anakan hingga 40 batang, sangat menguntungkan petani karena juga memiliki ketahanan ha yang cukup baik. Dalam luasan 1 hektar lahan, varietas IR42 ini mampu menghasilkan 5 ton gabah.

“Harga gabah cukup bagus mas, antara 5000 – 6000 rupiah. Tapi biasanya kalau panen kadang agak turun, bikin petani susah. Nanti kan untuk beli pupuk lagi” ujar Pak Tri lagi. Masalah yang diungkapkan Pak Tri ini sebenarnya masalah lama dan masih terus dicarikan solusi. Para petani berharap harga tetap stabil saat panen raya. Pemerintah lewat Bulog memang harus berperan aktif memfasilitasi kebutuhan petani ini agar petani tidak merugi. Jika petani terus merugi dikhawatirkan sektor pertanian menjadi melemah dan kurang diminati.

Sektor pertanian khususnya petani padi merupakan pilar ketahanan pangan Indonesia. Bung Karno dalam sebuah pidatonya pernah mengatakan bahwa senjata paling ampuh bukanlah senapan, melainkan pangan. Ketahanan suatu bangsa akan runtuh manakala ketahanan pangannya rapuh. Pernyataan Bung Karno ini agaknya di terapkan di era Jokowi sekarang ini dimana para anggota TNI di tingkat desa harus memberikan pendampingan kepada para petani untuk meningkatkan hasil pertaniannya. Juga mengkampanyekan kepada para kaum milenial untuk peduli terhadap sektor pertanian. Waduk Tukul yang diresmikan Jokowi beberapa waktu lalu terlihat manfaatnya secara nyata. (ags)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *