Menengok Kisah Sukses Pengrajin Meubel

Aswaja News – Bapak Moh Nurul Huda pertama merintis mebel di tahun 2005 bulan februari. Setelah menikah di tahun 2000. Upaya sebelumnya bukan itu aja. Pernah usaha cetak batu bata, ternak Lele, sales kosmetik, sopir, jadi kernet bus, dan terakhir itu belajar jadi tukang/kuli mebel di Tulungagung, dari situlah dapet ilmu tentang perkayuan, plitur, jenis² kayu, jok kursi, dan lainnya. Intinya setelah menikah itu masih serabutan, karir belum tertata. Tapi pekerjaannya macem².Akhirnya Nemu ide itu dari istri beliau (ibu sismianik), beliau yang mengarahkan soalnya dari keluarga ibu sismianik tersebut punya usaha mebel juga dan jadi ada hubungan bos mebel dari Jepara & Nganjuk.

Alhamdulillah, dari bos Jepara dikasih bantuan sistem nyaur -nggowo. Jadi seperti menjual modal, dan setelah terjual semua barangnya kemudian uang hasil disetorkan. Atau kalo jaman skrg disebut reseller, tapi untuk sudah disetor dari sana, cuman nggak modal dulu.Akhirnya berkembang terus, disamping itu juga dia buka jasa jok kursi untuk kursi² sofa/kursi kayu yg dudukannya sponsor. Juga buka jasa plitur rumah, plitur ulang perabotan rumah yg udah rusak. Jadi bapak Moh Nurul Huda tadi juga kadang ngga full di rumah, kadang ada pekerjaan di luar plitur rumah orang, plitur dapur gantung.

Lambat Laun, usaha makin berkembang kemudian jadi butuh tenaga karyawan. Entah buat bantu gosok² kayu, plitur, ataupun ikut kerja keluar. Setelah itu, karena para customer lebih suka barang² yg dibeli dari hasil tangan beliau sendiri daripada dipegang karyawan²nya, akhirnya karyawannya diberhentikan. Jadi dari sini, mebel ini punya ciri khas kalau kualitas barangnya bagus² karena yg mol kayu adalah bapak Moh Nurul Huda sendiri. Dan dari pekerjaan beliau seperti ini pun juga banyak perjuangan dan lika-liku yang telah beliau alami tersebut yaitu :

1. Pernah difitnah mencuri perhiasan, sampai disuruh sumpah pocong & diancam penjara. Gara-gara waktu itu benahin almari di rumah customer, yang saat itu ditinggal mandi oleh punya rumah, dan Setelah beliau pulang dari rumah, ternyata customer tersebut kecolongan perhiasan (yg nyuri anaknya sndiri). 2. Pernah ngalamin juga bolak-balik kehabisan modal (banyak ngalamin kerugian) 3. Ditipu customer sampai lari ke Jakarta, barang & uang ngga balik sama sekali. Karena sistem bisnisnya dapat di ambil sistem piutang piutang. Niatnya mereka mau hutang, tapi ternyata barang mebel dari sini mereka jual/disegel bank. Dan akhirnya diikhlaskan oleh beliau Dan sampai sekarang permasalahannya tetep sama, susah ambil uang dari customer yg berhutang². 4. Kadang ada customer yg komplein dg kualitas kayu, entah itu kayunya bubuk en atau dimakan hewan nonor. (Karena memang kejadian seperti ini di luar dugaan sebelumnya, awalnya kayu terlihat bagus, tapi gataunya ada hewan yg nyelip di kayu). Dan salah satu kejadian mengesankan dari pekerjaan beliau tersebut yaitu bisa mempunya banyak relasi dari karyawan walikota Kediri (dulu walikotanya Bu Hj. Haryanti stutrisno), jadi beliau sering bgt di beri kepercayaan ngirim² barang ke kantor beliau. Entah meja kantor, almari jam, dll.beliau ini (karyawannya Bu wali kota) kebanyakan tetangga kita sndiri, cuman ngga akrab aja sebelumnya. Ngga disangka² dia beli barang itu hampir 100jt an. Jadi setelah itu omset naik. Dapet orderan dari beliau(Bu Hj. Haryanti Sutrisno) dan juga ke kantornya. Sampai-sampai bapak Moh Nurul Huda tersebut bisa memperbaiki rumah, membangun rumah jd lebih luas lagi, daftar haji, dan bisa menguliahkan anak pertama beliau (Karima Nurul Huda) ke perguruan tinggi dan Alhamdulillah usaha mebel tersebut masih aktif, dan juga sudah mempunya nama & peminatnya sampai dari luar kota ada sampai Surabaya, Sidoarjo, dan sekitar daerah Jawa timuran.(Nda)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *