Rosadi Jamani (Dosen UNU Kalbar)
Sebelumnya saya pernah post tulisan judulnya “Saatnya Umat Islam Bersatu” Ternyata banyak tanggapan dari netizen. Macam-macam komentarnya. Satu komentar netizen yang cukup menggelitik. Ia bilang begini, “Jangankan di dunia, Bang, di surga saja umat Islam tak bisa disatukan. Buktinya, Tuhan menciptakan surga sampai tujuh tingkatan. Surga itu sesuai amal perbuatannya.” Saya sedikit merenung, benar juga ya. Di surga ada tingkatan. Kalau sudah masuk surga tingkatan pertama, selamanya di situ. Kecuali tak ada tingkatan, semua jadi satu dalam satu surga. Pikiran saya begitu.
Asyik bicara surga ni. Abang pasti pingin masuk surga ya? Ya, pinginlah. Masa’ pingin masuk neraka. Ya, semua pasti ingin masuk surga. Lho yang tiap hari salat, tambah tahajut, puasa, sedekah sana sini, pergi haji, bayar zakat, rata-rata tujuannya ingin masuk surga. Kecuali orang tasawuf, hanya mencari rido-Nya Allah, bukan surga.
Memang asyik bicara surga. Apalagi abang dah belikan Surya, nikmat jadinya. Apa sebenarnya surga itu bang?
Ente merokok, rasanya nikmat. Itulah surga. Segala kenikmatan di dunia, itulah surga. Ada yang mengartikan surga seperti itu. Namun, gambaran surga dalam Islam tak seperti itu. Bahkan, tak ada rokok pula di surga.
Wah, gimanalah kalau saya nak merokok di surga, Bang? Tenang, NU tak mengharamkan rokok. Nanti surganya ente bersama kiyai NU di sana.
Alquran dan hadis ada mendeskripsikan surga. Di antaranya bahwa di surga itu ada tujuh tingkatan. Ada surga Darusalam, Adn, Khuld, Darul Muqamah, Ma’wa, Na’im, dan Al Muqamul Amin.
Di dalam surga tidak akan ada kesusahan, bencana, perkataan sia-sia, bahkan perkataan dusta. Makanya, orang yang suka dusta macam pejabat atau politisi yang itu, tak ada di surga nanti.
Surga juga digambarkan, banyak sungai mengalir. Airnya ada anggur, susu, madu, dan air murni. Bahkan, ada sungai airnya khamar. Tapi, bukan khamar cap tikus, ini khamar tak memabukkan.
Lalu ada bidadari cantik nan jelita. Ini sering dibicarakan ustaz kalau ceramah. Bidadari yang katanya selalu perawan. Bahkan, yang mati syahid disediakan 72 bidadari. Makanya ada yang suka meledakkan diri dengan bom, mau ketemu 72 bidadari itu. Jatahnya di surga.
Kemudian, penghuni surga diberi perhiasan berupa gelang dari emas, mutiara dan pakaian sutera, diberi makanan dan minuman tak ada habisnya, disediakan dalam piring dan gelas emas. Di surga tidak ada penderitaan dan bencana. Ya, iyalah. Di dunia cukup menderita, masa’ di surga menderita lagi, hehehe.
Penghuni surga dibuatkan rumah yang batanya dari emas dan perak. Ahli surga juga selalu dipuji malaikat. Tak macam di dunia dipeloti terus oleh malaikat. Mau ke diskotik, dicatat. Mau nonton Timnas vs Argentina dicatat. Mau ke pengajian, dicatat. Mau beli sapi limosin, dicatat. Nah, di surga, malaikat jadi sohib.
Selain itu, ada menggambar surga itu ada tenda terbuat dari mutiara berlubang, ada mata air, gelas dari emas, sampai bantal sandaran pun ada. Tak ketinggalan permadani. Lantai dari marmer dan tanahnya putih. Kalau makan tidak ada sisanya, semua diserap oleh tubuh. Itu sebabnya di surga tak ada WC duduk apalagi jongkok.
Lalu, di surga ada sebuah tempat yang dikhususkan bertemu Allah. Inilah tujuan sebenarnya, bertemu Sang Maha Peciptanya.
Kalau gitu gambaran surga, sepertinya kecil bagi sultan, Bang. Bisa membuat surga macam itu di dunia. Apalagi sungai mengalir, di Kalbar dah biasa dengan sungai, bahkan dari kecil anak-anak mandi di sungai. Gimana, Bang? Harap maklum, waktu itu di Arab tak ada sungai. Gambaran orang Arab itu, sungai itu adalah surga. Begini wak, bisa saja orang mengisahkan surga. Tapi, orang tak bisa menggambarkan kenikmatan surga. Baca dulu hadis dari HR Muslim, “Aku telah menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh sesuatu yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga dan tidak pernah terlintas di benak manusia untuk hamba-hamba-Ku yang saleh.” Artinya, surga itu kenikmatan yang tak bisa dibayangkan. Tak macam kenimatan rokok yang ente hisab setiap hari.
Ah, abang, cerita rokok pula. Abang belum pernah kan merasakan nikmatnya rokok abis makan plus kopi, wow nikmatnya tak terhingga, Bang.
Ente mau merayu saya merokok ya. Maaf ya, soal rokok saya ikut Muhammadiyah ya. Kembali soal surga. Sebagai orang beriman, wajib percaya surga itu ada. Surga tempatnya orang yang memberikan manfaat bagi manusia dan lingkungan di bumi. Bukan buat yang suka membuat resah orang.
Ngomong-ngomong kalau dukung Anies, masuk surga ndak, Bang? Soalnya pendukungnya sering ngajak Muslim dengan dalih agama wajib pilih Anies. Bahkan, yang tak milih Anies dipertanggungkan di akhirat, Bang. Hus, ngaco ente. Anies saja belum tentu masuk surga, apalagi pendukungnya. Sedang juga beliau mempertanggungjawabkan kinerjanya saat jadi Gubernur DKI dulu. Allah yang Tahu siapa yang nak dimasukkan surga. Kecuali, ente ada orang dalam di surga, hehehe. Urusan surga dan neraka, hanya mengikuti pentunjuk Allah saja. Tinggal pilih, mau masuk surga, ada jalannya. Masuk neraka juga begitu. Up to you.