AswajaNews – Bagi sebagian orang, sore hingga malam bukan hanya waktu untuk beristirahat, tetapi juga saat yang tepat untuk menikmati sesuatu yang menenangkan.
Saat senja mulai turun dan lampu-lampu jalan menyala, ada satu sajian yang selalu setia menemani. Kehangatannya mampu menenangkan tubuh setelah seharian beraktivitas, sementara sensasi segarnya siap menyegarkan pikiran. Apalagi kalau bukan bubur kacang ijo.
Sebuah sajian yang seolah sudah menjadi bagian dari kehidupan banyak orang. Bukan makanan mewah dengan penyajian rumit, melainkan sesuatu yang sederhana namun selalu dirindukan. Tak perlu restoran megah atau tempat berpendingin udara, justru kesederhanaan tempatnya yang hanya beratapkan tenda dan ditemani deretan kursi kayu menjadi daya tarik tersendiri.
Di berbagai sudut kota, terutama di pinggir jalan atau area dekat kampus dan perkantoran, gerobak bubur kacang ijo mulai bermunculan menjelang sore. Suasana di sekitar tenda pun selalu khas obrolan ringan para pembeli, suara sendok yang beradu dengan mangkuk, serta aroma harum santan yang menguar di udara.
Yang membuat bubur kacang ijo semakin istimewa adalah cara penyajiannya yang bisa disesuaikan dengan selera. Saat cuaca dingin atau tubuh terasa lelah, semangkuk bubur kacang ijo hangat dengan uap yang masih mengepul adalah pilihan sempurna.
Sebaliknya, jika malam terasa gerah atau ingin sesuatu yang lebih menyegarkan, versi dinginnya bisa jadi pilihan. Ditambah es batu, bubur ini berubah menjadi sajian yang sejuk dan menyegarkan, membuatnya cocok dinikmati kapan saja.
Tak hanya sekadar kacang hijau yang direbus hingga empuk, sajian ini semakin menggoda dengan berbagai tambahan isian. Ada ketan hitam yang memberikan tekstur legit dan rasa manis alami, potongan roti tawar yang menyerap kuah santan dengan sempurna.


Semua itu berpadu dalam guyuran kuah santan yang gurih dan manis, menciptakan harmoni rasa yang sederhana namun tak membosankan. Tak ketinggalan, bagi sebagian orang, bubur kacang ijo juga bisa dinikmati dengan tambahan susu kental manis atau sedikit jahe untuk menambah kehangatan.
Salah satu alasan mengapa bubur kacang ijo tetap menjadi favorit banyak orang adalah harganya yang sangat bersahabat. Dengan harga yang terjangkau, siapa saja bisa menikmati kelezatan ini tanpa harus berpikir dua kali. Biasanya dijual dengan harga rata-rata Rp.5000 setiap mangkuknya.
Di tengah menjamurnya kuliner modern dengan konsep kekinian, bubur kacang ijo tetap bertahan dengan kesederhanaannya. Ia tidak perlu dekorasi mewah atau promosi besar-besaran, karena kehangatan dan kesegarannya sudah cukup untuk membuat orang selalu kembali mencarinya.*** (Fauza)