AswajaNews – Tak hanya terkenal dengan pantai, Kabupaten Trenggalek juga menyimpan wisata sejarah yang cukup berharga.
Wisata sejarah tersebut bernama Dilem Wilis yang terletak di Desa Domyong, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek.
Dilem Wilis adalah bekas perkebunan kopi beserta pabrik pengolahan kopi pada masa era penjajahan kolonial.
Pabrik pengolahan kopi ini beroperasi sekitar tahun 1929 dan terletak di atas 800 MDPL.
Dahulu pengelola pabrik kopi itu bernama van Dilem, seorang pengusaha kopi dari Belanda.
Sementara jenis kopi yang ditanam di Dilem Wilis berjenis robusta. Dahulu luas perkebunan kopi di Dilem Wilis belasan hektar.
Dan untuk menanam bibit kopi atau saat musim panen, perkebunan milik Belanda itu memperkerjakan masyarakat sekitar.
Masih tampak sisa-sisa bangunan dari era kolonial itu, meskipun sebagian sudah mengalami renovasi.
Sementara di sebelah barat dari tempat parkir terdapat kalen dan kincir air. Dahulu fungsi kincir air itu untuk menggerakan mesin penggiling kopi. Tapi kincir air itu kini tampak sudah rusak, tak bisa digunakan lagi.
Sementara di sebelah utara tempat wisata itu, terdapat tempat duduk untuk bersantai, terdapat pula hiasan meriam, jembatan kecil untuk melintas sungai, dan desain bernuansa Belanda yang tampak tak sinkron dengan suasana sekitar.
Selain itu, di sebarang juga berdiri cafe bergaya eropa. Namun cafe tersebut juga tampak sepi mampring, hanya penjaganya yang sesekali membersihkan ruang di cafe itu
Tempat wisata Dilem Wilis juga mempunyai ruang khusus untuk penangkaran anggrek. Sayangnya penangkaran anggrek itu juga tak terawat, pot-pot di penangkaran itu berserakan. Bahkan toilet di tempat itu tak ada air, sehingga tak bisa digunakan.
Sementara jika pengunjung terus ke arah utara, maka pengunjung akan menemukan undak-undakan tangga menaiki bukit. Sepanjang undak-undakan itu terdapat gazebo.
Dan di puncak bukit Dilem Wilis, akan menemukan kandang sapi perah. Jika pengunjung datang sore hari, maka pengunjung bisa menyaksikan proses memerah susu
Dari puncak bukit itu, pengunjung juga bisa menyaksikan pemandangan sekitar: bukit-bukit hijau yang masih asri, dan ladang pertanian.*** (M. Sabda)