Tentang Pernikahan, Menyatunya Dua Kehidupan

Dunia persantrian sedang heboh dengan berita pernikahan Ning Nayluv dan Gus Sunny, yang beredar di jagat media sosial mulai semalam (17/01/24).

Ning Nayluv merupakan putri dari pasangan KH. Abdurrahman Al-Kautsar (Gus Kautsar) dan Ning Jazil. Sementara Gus Sunny adalah putra dari KH Fahim Rouyani sekaligus cucu dari KH. Fuad Mun’im Djazuli.

Gus Sunny dan Ning Nayluv melangsungkan ‘aqdunnikah pada Rabu, 17 Januari 2024 dan cukup berhasil mencuri perhatian para santri santriwati, bahkan termasuk saya–meskipun sebenarnya saya bukan santri, hehehe.

Namun, untuk kali ini kita tidak akan bahas pernikahan dua penerus perjuangan pondok pesantren ternama di Jawa Timur ini, tetapi sisi lain yang menurut saya cukup unik untuk kita jadikan renungan.

Berbicara mengenai pernikahan, tentu menjadi hal yang diinginkan oleh setiap insan, baik laki-laki maupun perempuan. Untuk itulah pernikahan bahkan menjadi momentum sakral yang dinantikan dalam setiap kehidupan.

Jika menilik pernikahan yang ada selama ini, pasti kita sering mendengar istilah doa yang ditujukan untuk pengantin, baik yang diberikan oleh keluarga sampai para tamu sekalipun. Doanya apa?

“Baarakallahu laka wa baarakaa alaika wa jama’a bainakumaa fii khoir.”

Yang artinya: “mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik dalam suka maupun duka dan selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan.”

Iya, betul sekali. Doa ini ternyata tidak main-main. Bahkan di setiap langkah seseorang yang menghadiri acara pernikahan akan terselip lantunan doa tersebut dengan penuh khidmat.

Memberikan doa tersebut kepada pengantin adalah salah satu hal yang sering saya amati, setiap kali menghadiri ataupun sekadar menyaksikan acara pernikahan seseorang.

Bagi saya, doa yang terdengar cukup singkat dan sederhana ini mengandung harapan besar dan ridho Allah SWT. Bagaimana tidak, kalimat “mudah-mudahan Allah memberkahimu baik dalam suka maupun duka” menjadi hal unik bagi saya.

Keberkahan yang Allah SWT berikan kepada dua orang yang akan mengikatkan diri dalam tali pernikahan adalah hal yang sangat amat diinginkan. Pasangan yang telah resmi menikah dan membangun keluarga, tidak lain adalah hanya mengharap keberkahan yang bisa membuat keluarga tersebut menjadi sakinah mawaddah wa rohmah.

Suka duka yang dihadapi oleh seseorang pasca menikah merupakan hal yang wajar terjadi. Tentunya itu berkaitan dengan dua pribadi, dua karakteristik, dua keluarga, bahkan dua kehidupan yang menjadi satu. Menyatunya dua hal yang berbeda akan sering menimbulkan keadaan yang berbeda pula, sehingga maknanya tidak bisa disamakan sesuai dengan apa harapan kita.

Selanjutnya pada kalimat “selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan” merupakan hal inti yang selalu ingin didapatkan oleh pasangan berkasih pasca menikah. Apa yang sebenarnya dicari manusia di dunia ini, kecuali dibersamakan dengan segala hal baik yang benar-benar baik.

Maknanya, pernikahan yang dibangun dengan baik, tentu juga akan selalu mendapatkan jalan serta diberikan kuasa Allah SWT fi kulli ‘amr, bahkan fi ‘ayi makan wazaman. Harapan besar yang dilangitkan juga tentu tidak main-main, sebab impian terbesar adalah bisa menerima amanah berupa keturunan yang baik-baik kedepannya.

Menikah dengan penuh rahmah dari Allah tidak semudah lagu Ingin punya rumah ‘tuk tempat bermesra
Kau dipanggil ibu, sementara aku ayah
saja. Sementara perlu kita ketahui, bahwa untuk menuju hal tersebut diperlukan doa dan ikhtiyar yang tidak mudah, tidak sedikit, dan juga tidak singkat.

Dua orang yang memutuskan untuk menikah sejatinya harus meleburkan rohaninya untuk selalu sambung kepada Allah. Sebagaimana sya’ir dari Gus Dur bahwa kelawan Allah kang Moho Suci, kudu rangkulan rino lan wengi, ditirakati diriyadlohi, dzikir lan suluk jo nganti lali.

Kalimat tersebut benar adanya. Sebab menurut saya, urusan sambung dengan Allah bukan hanya milik lelaki saja atau bahkan perempuan saja. Itu urusan bersama. Iya bersama.

Maka, untuk saya pribadi, juga untuk mbak kang santri, dan seluruh orang yang akan menikah, semoga Allah jaga seluruh niatnya. Allah berikan kebaikan-kebaikan dalam setiap urusannya. Allah mudahkan niat baik yang berujung pada impian kemudahan membangun keluarga.

Agar jika kita tidak bernasib sama seperti Ning Nayluv dan Gus Sunny, setidaknya kita tahu bahwa untuk bisa menunaikan sunnah Rasulullah tersebut dibutuhkan kesiapan, dari segi mental dan ilmu. Agar pernikahan yang didapatkan bisa mendapatkan kebaikan, sebagaimana kebaikan-kebaikan orang salih.

Untuk pungkasan, selamat menempuh hidup baru Ning Nayluv dan Gus Sunny. Terimakasih telah mengisi FYP TikTok kami serta memotivasi kami para santri yang juga pengen rabi,. heuheuheu.

(Intan Gandhini)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *