Oleh: Rosadi Jamani (Ketua Satupena Kalbar)
Kalau para Ketum Parpol ngumpul di sebuah pulau, pasti sudah tahu arahnya. Mempertahankan atau merebut kekuasaan. Bila para pengusaha berkumpul, bisa ditebak tujuannya. Gimana merebut proyek gede. Kalau kelompok profesi sudah kongkow-kongkow bareng, pasti ada sesuatu yang mau diincarnya. Nah, begitu juga bila para penulis berkumpul, pasti ada sesuatu yang mau diperjuangkannya.
Para pembaca yang budiman. Ceritanya saya mau mengumpulkan para penulis Kalbar di rumah hari ini, 16 Juli 2023. Tak ada hubungannya dengan politik ya. Tak hubungan dengan Nasdem yang lagi ngumpulkan kader di GBK hari ini juga. Tak hubungannya juga dengan ‘cawe-cawe’. Murni ngumpul untuk temu kangen para penulis. Kebetulan saya sudah di-SK-an sebagai Ketua Persatuan Penulis Indonesia (Satupena) Kalbar. Sebagai ketua tak elok habis di-SK-an lalu diam tak berbuat. Supan juak (malu) kata orang Sambas. Seluruh pengurus diundang. Para pengurus ini tentu bukan orang sembarangan. Mereka para penulis hebat Kalbar. Apa jadinya bila para penulis ini ngumpul, ngomong-ngomong, ngopi bareng, dan makan siang bersama. Pasti pembicaraan utama soal literasi. Gimana membangun budaya literasi baik itu menulis dan membaca agar kembali tumbuh di Kalbar. Soalnya, orang sekarang lebih suka baca status orang di medsos, ketimbang buat status sendiri. Orang lebih suka share karya orang lain ketimbang karya tulisannya sendiri.
Belum lagi soal sastra, hampir tak diperhatikan sama sekali. Lebih senang main games ketimbang dengar puisi. Lebih suka nonton Tiktok ketimbang baca novel atau cerpen. Untung saja dunia pantun masih tetap eksis.
Banyak objek untuk ditulis. Mulai dari sejarah, kuliner, tempat wisata, biografi, budaya, dan sebagainya. Semua itu perlu sentuhan penulis untuk mendokumentasikannya dalam bentuk tulisan dan gambar. Dengan tulisan itu bisa menjadi legacy penulis untuk generasi akan datang. Pengetahuan yang didapat hari ini tak lepas sumbangsih para penulis zaman dulu dan saat ini. Kira-kira itu yang akan dibicarakan.
Mohon dukungan para pembaca agar para penulis ikut memberi kontribusi bagi pembangunan bangsa ini. Pesan Bung Karno, “Jangan tanyakan apa yang telah negara berikan. Tapi tanyakan apa yang sudah kau berikan untuk negara.” Satupena Kalbar akan berbuat untuk negara.