Caption foto: Staf Ahli Kemendikdasmen Bidang Manajemen Talenta, Mariman Darto, saat memberikan keterangan, Sabtu (25/10/2025).
AswajaNews — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyatakan tengah menyiapkan kajian untuk menindaklanjuti permintaan Presiden Prabowo Subianto terkait penerapan Mata Pelajaran (Mapel) Bahasa Portugis pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).
Staf Ahli Kemendikdasmen Bidang Manajemen Talenta, Mariman Darto, memastikan pihaknya akan menindaklanjuti perintah Presiden Prabowo Subianto tersebut dengan terus menyelaraskan kajian penerapan Mapel wajib Bahasa Inggris yang akan dimulai tahun ajaran 2027-2028 mendatang.
“Kita siapkan kajiannya, karena ini perintah presiden maka kami bertugas untuk mengimplementasikannya terutama pada tingkat SLTA di samping penerapan Mapel wajib Bahasa Inggris yang dimulai 2026-2027 mendatang,” ujarnya saat menghadiri Sarasehan bersama ratusan guru di Gedung PGRI Kabupaten Ngawi, Sabtu (25/10/2025).
Menurutnya, penerapan Mata Pelajaran (Mapel) Bahasa Portugis masih memerlukan kajian lebih lanjut sebelum diterapkan secara menyeluruh. Pasalnya, banyak aspek yang harus disiapkan terkhusus kompetensi tenaga pengajar dan fasilitas kegiatan belajar mengajar (KBM).
“Masih akan kami lihat lagi, termasuk sinkronisasinya dengan kebijakan Bahasa Inggris. Sudah mulai kami persiapkan mulai tahun ini,” jelasnya.
Selain itu, Mariman juga memastikan Kemendikdasmen menindaklanjuti arahan Presiden terkait penanaman kebiasaan menulis dengan ukuran huruf besar bagi siswa yang duduk di sekolah dasar.
“Kami sedang mengkaji hal itu karena kami sudah memiliki program literasi dan numerasi. Mudah-mudahan dalam waktu dekat hasilnya bisa segera kami sampaikan, agar bisa terintegrasi dengan program lain,” jelasnya.
Untuk mendukung seluruh program dan instruksi presiden di ranah pendidikan, Kemendikdasmen terus mempercepat program revitalisasi sekolah dan peningkatan kesejahteraan guru di seluruh Indonesia. Hingga tahun ini, sebanyak 16.141 sekolah telah direvitalisasi melalui program nasional dengan nilai mencapai Rp16,97 triliun.
Selain revitalisasi bangunan fisik, Kemendikdasmen juga fokus pada digitalisasi pembelajaran. Hingga saat ini, sebanyak 288.845 sekolah telah memperoleh fasilitas interactive flat panel (IFP). Program ini akan dilanjutkan dengan tambahan tiga panel interaktif per sekolah mulai tahun depan.
“Digitalisasi sekolah bukan sekadar alat, tapi juga bagian dari kesejahteraan guru karena memudahkan proses pembelajaran,” ungkapnya.
Selain itu, Mariman menyebut pemerintah juga menyediakan program beasiswa kualifikasi pendidikan bagi guru yang belum berpendidikan sarjana (S1).
Tahun ini terdapat 12.500 guru yang mendapat bantuan pendidikan melalui skema Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) selama satu tahun, dengan nilai sekitar Rp3 juta tiap semester per guru. Tahun depan, program ini akan diperluas hingga mencakup 150.000 guru.
“Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG) telah mencakup sekitar 700.000 guru dari total 800.000 peserta,” kata dia.
Penulis : Imam





