Museum Penataran Blitar, Jendela Masa Lalu yang Membuka Wawasan Sejarah Jawa Timur

AswajaNews – Blitar selama ini identik sebagai tanah kelahiran Bung Karno, namun siapa sangka kota ini juga menyimpan sebuah “lorong waktu” yang tak kalah penting, Museum Penataran.

Museum Penataran hadir sebagai salah satu destinasi sejarah paling menarik di Blitar. Berlokasi di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, museum ini berdiri tidak jauh dari kompleks Candi Penataran yang dikenal sebagai candi Hindu terbesar di Jawa Timur. Sejak dibangun pada era 1990-an, museum ini menjadi tempat perlindungan bagi ratusan artefak yang sebelumnya tercecer di sekitar candi dan rentan rusak karena faktor alam maupun ulah tangan manusia.

Ketika memasuki museum, pengunjung akan merasakan atmosfer berbeda. Ruangannya sederhana namun penuh makna, menampilkan koleksi arca, prasasti, dan batu candi yang bercerita tentang perjalanan peradaban Jawa.

Salah satu koleksi paling menonjol adalah arca Durga Mahisasuramardini yang menggambarkan kekuatan Dewi Durga mengalahkan raksasa Mahishasura. Detail pahatan yang halus menjadi bukti keterampilan luar biasa seniman Majapahit pada masa kejayaannya.

Selain arca Durga, ada pula Ganesha, fragmen lingga-yoni, hingga relief bergaya Singhasari. Setiap detail pahatan tidak hanya berfungsi estetis, tetapi juga menyimpan nilai spiritual dan filosofi mendalam yang mencerminkan kehidupan masyarakat Jawa kuno.

Prasasti Penataran yang tersimpan di sini pun tak kalah penting. Teks di dalamnya memberi informasi tentang kehidupan politik, sosial, hingga spiritual masyarakat Majapahit. Bagi para peneliti, prasasti ini adalah sumber utama dalam menelusuri sejarah Jawa Timur.

Koleksi museum yang sebagian besar berasal dari area Candi Penataran membuat hubungan keduanya sangat erat. Bagi wisatawan, mengunjungi candi tanpa singgah di museum akan terasa kurang lengkap. Artefak yang tersimpan di museum membantu menjelaskan simbol, kisah, dan narasi yang terpahat di dinding candi. Dengan begitu, wisatawan tak hanya melihat keindahan bangunan kuno, tetapi juga memahami konteks sejarah yang melatarbelakanginya.

Tak hanya kaya koleksi, Museum Penataran juga menawarkan pengalaman edukatif. Banyak sekolah, kampus, hingga komunitas sejarah menjadikannya sebagai lokasi studi. Anak-anak hingga mahasiswa dapat belajar langsung dari benda-benda nyata peninggalan nenek moyang. Aktivitas seperti tur sejarah, fotografi heritage, hingga diskusi budaya kerap digelar di sini, menjadikan museum ini lebih hidup dan interaktif.

Fasilitas yang disediakan cukup memadai bagi pengunjung. Mulai dari area parkir luas, toilet, papan informasi koleksi, hingga pemandu wisata lokal yang siap memberikan penjelasan mendetail.

Dengan jam operasional dari pukul 08.00 hingga 15.00 WIB (tutup pada hari Senin), museum ini bisa diakses dengan mudah dari pusat Kota Blitar. Menariknya, tiket masuk tidak dipatok dengan harga tertentu, melainkan berbasis donasi sukarela, sehingga semua kalangan dapat menikmatinya.

Museum Penataran Blitar menjadi saksi bisu perjalanan panjang peradaban Jawa Timur. Dari arca hingga prasasti, dari batu candi hingga relief kuno, semuanya menyimpan kisah yang memperkaya identitas budaya bangsa. Bagi kalian yang mencari wisata sejarah penuh makna, Museum Penataran Blitar adalah destinasi yang wajib masuk daftar kunjungan.*** (Fauza)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *