Aswaja News – Sebanyak 27 event rangkaian Grebeg Suro tahun 2023 resmi dirilis Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo di ruang rapat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bapeda Litbang) setempat Selasa (27/6/2023).
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga (Disbudparpora) Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edi mengatakan. Rangkaian kegiatan Grebeg Suro tahun ini bakal dilaksanakan sebulan lebih. Dibuka pada 9 Juli dan penutupan 18 Agustus. ”Pembukaannya sekalian upacara pembukaan Festival Reog Rmemaja XIX dan Festival Reog Ponorogo (FRP) XXVIII tahun 2023,” kata Judha sapaan akrabnya.
Judha mengungkapkan, fokus kegiatan bakal tersebar dibeberapa wilayah yang ada di Ponorogo. Seperti Alun-alun, Jalan Haji Oemar Said (Hos) Tjokroaminoto, Telaga Ngebel, Sirkuit Trail di Kecamatan Babadan dan beberapa tempat lainnya. ”Pertama, event ini dikemas untuk melestarikan budaya, mempromosikan wisata dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Judha.
Dirinya menyebutkan, anggaran yang disiapkan oleh Pemkab Ponorogo 1,9 milyar. Seperti tahun lalu menggandeng kelompok dan komunitas masyarakat, untuk mensukseskan agenda tahunan tersebut dengan gotong royong. ”Jadi, peran pemerintah, kelompok dan komunitas masyarakat itu bersatu padu kolaborasi bersama menjadikan event Grebeg Suro yang sangat luar biasa,” sebutnya.
Disamping itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menjelaskan. Grebeg Suro tahun ini nilai yang terkandung lebih terasa. Seperti pameran keris bukan hanya dipamerkan saja tapi ditambah dengan ilmu pengetahuan secara ilmiah dan keseniannya. ”Setiap pameran kami coba memberikan value yang lebih. Festival Reog bakal lebih rame, dengan mengundang yang dari luar pulau,” jelasnya.
Tidak sampai disitu, masih kata Kang Bupati sapaan akrab Sugiri Sancoko. Untuk terus mempertahankan Reog sebagai warisan yang harus dipertahankan dan tidak boleh putus. Festival Reog Mini yang awalnya dilombakan usia SD sampai SMP kali ini dipisahkan, menjadi Festival Reog Remaja dan Anak-anak. ”Kami ingin transmisi budaya Ponorogo, kaderisasi Reog tidak putus,” pungkasnya. (sug)