AswajaNews – Di tengah padatnya arus wisata ke Dieng, Kabupaten Wonosobo ternyata masih menyimpan destinasi tersembunyi yang belum banyak dijamah wisatawan.
Terletak di Desa Slukatan, Kecamatan Mojotengah, Mata Air Mudal Slukatan menjadi pilihan sempurna bagi pencari ketenangan, keindahan alam, dan sensasi segarnya air pegunungan yang jernih.
Saat pertama kali menapakkan kaki di kawasan Mata Air Mudal Slukatan, pengunjung akan langsung disambut oleh lanskap hijau alami yang menyegarkan. Pemandangan sawah terasering yang rapi membentang, berpadu dengan perbukitan dan aliran air yang mengalun tenang, menciptakan suasana khas pedesaan yang menyejukkan mata sekaligus hati. Suara gemericik air yang mengalir menambah kesan alami dan menenangkan.
Objek wisata ini tidak hanya memikat dengan kesegaran airnya, tetapi juga menyimpan keunikan visual yang menjadi daya tarik para pencinta fotografi. Di kolam utama yang jernih hingga dasar, terlihat ikan-ikan berenang bebas seolah tak terganggu oleh kehadiran manusia.
Di tengah kolam tersebut, sebuah batang pohon tumbang secara alami menciptakan elemen estetika yang sering dijadikan latar foto oleh pengunjung. Tak heran jika tempat ini belakangan semakin populer di media sosial sebagai spot foto yang unik dan “instagramable”.
Menariknya, lokasi ini juga dikenal di kalangan pendaki, terutama mereka yang baru turun dari Gunung Bismo. Dengan ketinggian lebih dari 2.300 meter di atas permukaan laut, Gunung Bismo menawarkan jalur menantang sekaligus pemandangan menakjubkan dari puncaknya.
Setelah pendakian melelahkan, Mata Air Mudal Slukatan menjadi tempat yang ideal untuk menyegarkan tubuh. Kedalaman kolam utamanya sekitar 1,5 meter, cukup aman untuk berendam santai namun tetap menyegarkan. Terlebih lagi, airnya bersumber langsung dari mata air alami, sehingga senantiasa bersih meskipun ramai pengunjung.
Untuk menuju lokasi, akses jalannya cukup kecil dan hanya dapat dilalui sepeda motor, sementara mobil harus diparkir di pinggir jalan utama. Dari Pasar Garung atau Terminal Garung, jaraknya sekitar 6,7 kilometer. Meski jalannya tidak terlalu lebar, keindahan yang menanti di ujung perjalanan ini membuat setiap langkah sepadan.
Selain kolam utama, terdapat pula beberapa mata air kecil di sekitarnya yang tetap terjaga kejernihannya. Menariknya, seluruh air dari kawasan ini langsung mengalir ke sungai, sehingga sirkulasi alami tetap terjaga dan air tidak pernah menjadi keruh. Ini menjadikan pengalaman berenang di Mata Air Mudal bukan hanya menyenangkan, tetapi juga terasa bersih dan menyehatkan.
Dari segi fasilitas, tempat ini memang belum dilengkapi berbagai sarana modern seperti tempat wisata besar lainnya. Namun, justru di sanalah nilai lebihnya. Ketiadaan fasilitas komersial membuat kawasan ini tetap terjaga keasriannya.
Alamnya masih murni dan jauh dari hiruk pikuk. Bagi para pencari ketenangan, pengunjung dapat merasakan sensasi ‘healing’ yang sesungguhnya, berendam di air dingin di bawah rindangnya pepohonan dengan suara alam sebagai latar alami.
Yang tak kalah menarik, pengunjung tidak dikenakan tiket masuk alias gratis. Hanya biaya parkir sebesar Rp2.000 untuk sepeda motor yang perlu disiapkan. Di sekitar area juga tersedia warung yang menjual pakan ikan, sehingga anak-anak maupun dewasa bisa berinteraksi langsung dengan ikan di kolam. Momen sederhana ini justru menjadi keseruan tersendiri yang tak bisa didapat di kolam renang buatan.
Dalam kesederhanaannya, tempat ini menawarkan pengalaman otentik yang jarang ditemukan di destinasi wisata populer lainnya. Bagi para pelancong yang ingin menikmati suasana tenang, menyegarkan tubuh, atau sekadar mencari spot foto yang unik, tempat ini layak masuk dalam daftar kunjungan berikutnya.*** (Fauza)