AswajaNews – Dalam rangka memberi semangat tim Pendamping Produk Halal (PPH) di Ponorogo, PW ISNU Jatim menggandeng PC ISNU Ponorogo mengadakan kegiatan monitoring dan evaluasi.
Acara yang berlangsung di dSultan Resto, Sabtu (26/07/2025) ini diisi oleh perwakilan dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) PW ISNU Jatim.

Sebelum ke materi monitoring dan evaluasi, Dr. Agus Setiawan selaku Ketua PC ISNU Ponorogo, dalam sambutannya menyampaikan beberapa hal terkait progres ISNU Ponorogo dan beberapa program yang akan dijalankan.

“Alhamdulillah progres OJISNU semakin baik, di mana Jurnal Besari sebentar lagi akan mendapatkan akreditasi Sinta 3, disusul e-library yang mewadahi buku dari ISNU Ponorogo juga sudah berjalan cukup baik,”
“Sementara untuk program terkedat adalah SYIIR SANTREN 3 yang akan kembali menggandeng PW ISNU Jatim, dan juga akan menggandeng UIN Ponorogo,” ungkapnya.

Materi pertama di isi oleh Muhammad Dawud, M. Sos, menjelaskan tentang Lembaga Solusi Halal (LSH) PW ISNU Jatim
Selain memberi semangat kepada tim PPH di lapangan, ia juga menjelaskan fakta produk halal di Indonesia, di mana masyarakat Indonesia masih berkutat soal halal dan belum produk tersebut.
“Di Malaysia dan Singapura, mereka sedang mengkaji produk daging yang tidak berasal dari hewan, tapi melalui proses kimia dan rekayasa genetik. Perdebatan seperti ini cukup hangat. Sementara di Indonesia, diskusinya masih seputar apakah sudah mengurus sertifikasi halal atau belum,” ungkapnya.
Halal adalah entri poin dari masyarakat syariah. Sehingga, semangat PPH sangat berpengaruh, terlebih bagi kalangan sendiri.
“Yang mengurus izin halal produk dari warga NU seharusnya dari kalangan kita sendiri, bukan dari organ lain, dan ini menjadi medan perjuangan kita,” imbuh Dawud
Sebagai penutup, ia juga menyampaikan upaya ISNU Jatim dalam membantu bagaimana produk tersebut bisa lebih dikenal lebih jauh.
“Kedepannya, produk yang didampingi akan dinaikkan ke marketplace sehingga jangkauannya bisa lebih luas.

Sementara materi kedua, Zainul Abidin, M.Pd, menjelaskan tentang data PPH di Jawa Timur yang dinaungi oleh PW ISNU, di mana rentang waktu Juni 202 hingga Juni 2025, ada sebanyak 3.245 atau 55,3 persen pendamping, ada 1.795 atau 30,6 persen pendamping teregister, dan 832 atau 14,2 persen pendamping aktif.
“Jangan sampai LSH ini ditinggal oleh pendamping, sehingga komitmen tim PPH menjadi hal yang harus terus dikawal,” terang Zainul
“Merangkul kembali pendamping yang mulai jarang aktif, karena mereka masih punya peluang di sana. Sehingga untuk mengantisipasi ini, rekom dari PC ISNU menjadi keharusan sebagai wujud kontrol komitmen pada rekrutmen setelahnya,” pungkasnya.

Tak lupa, Bapak Totok selaku PPH mengutarakan dinamika di lapangan dalam forum tersebut.
“Tantangan dilapangan, biasanya banyak yang berhenti di proses NIB. Sehingga punya tim operator menjadi sangat penting sehingga prosesnya Halal bisa selesai,” ungkapnya.*** (Sabda)