Berani Karena Benar, Masihkah Ada?

Oleh: Rosadi Jamani (Dosen UNU Kalbar)

Banyak kisah orang pemberani. Dunia ini berubah karena orang berani. Mulai dari Nabi Muhammad, berani melawan kaum quraisy dalam perang Badar. Dengan tentara jauh lebih kecil bisa mengalahkan quraisy dengan tentara lebih banyak. Mirip Taliban bisa mengusir Soviet dan Amerika Serikat.

Jenghis Khan dengan keberaniannya bisa menaklukan dunia. Kerajaan apapun dilibasnya. Bahkan, kerajaan Islam yang lagi jaya dihancurkan suku barbar ini. Napaleon Bonaparte menaklukan Eropa dan Arab. Karena berani. Nelson Mandala di balik jeruji melawan aparteid dan menang. Mahatma Gandhi melawan penjajah Inggris lewas aksi tanpa kekerasa dan menang. India pun merdeka.

Di dalam negeri, KH Hasyim Asy’ari tak mau menunduk ke arah matahari terbit. Ia pun dipenjara Jepang. Ia berani walau ancamannya potong leher. Belum lagi Bung Karno. Keluar masuk penjara, berani melawan Hindia Belanda. Apa yang diperjuangkannya, Indonesia merdeka. Karena berani.

Hari ini apakah ada orang berani? Pasti ada. Vladimir Putin, Presiden Rusia, orang berani melawan dominasi Eropa dan NATO. Walaupun hasilnya belum karena perang masih berlangsung, ia sangat berani. Begitu juga para pemimpin Iran. Bertahun-tahun diembargo Barat, bukannya hancur, malah semakin maju. Pejuang Palestina dengan katapel berani melawan tentara Israel dengan senapan mesin.

Apalagi ya cerita orang berani. Panji Gumilang, nah itu dia. Saat ini orang paling berani, patut dialamatkan pada Panji Gumilang. Bukan, Panji Petualang ya. Kalau Panji Petualang memang berani. Cuma, beraninya sama ular king cobra. Kalau Panji pimpinan Ponpes Azzaytun, berani menghadapi hujatan separo orang Islam. MUI saja, sarangnya ulama, ia tak takut. Dituduh sesat, haram, antek Yahudi, NII, KW9, dajjal, pemecah belah umat, lengkap sudah. Didemo, sudah. Ponpesnya mau ditutup, sudah. Kalau dicaci-maki, difitnah, didoakan laknat, hampir tiap hari. Diancam dipenjarakan, ia sudah rasakan malah. Aneka ormas Islam sudah ultimatum. Bahkan, ada pentolan yang suka demo atas nama bela Islam pun siap perang untuk hancurkan Azzaytun. Tapi, Panji bergeming. Tidak ada takut-takutnya ni orang. Sampai Mahfud MD, bosnya soal keamanan di negeri ini sampai turun tangan. Panji tetap Panji, selalu berani.

Kenapa Panji Gumilang berani? Salah satu jawabannya, ia merasa benar. Berani karena benar. Apa yang telah diucapkan atau dilakukan atas nama Azzaytun adalah kebenaran. Kalau tidak benar, untuk apa dilakukan. Persoalannya, kebenaran yang dipertontonkan beliau, dianggap salah. Di sini masalahnya. Benar dianggap salah. Sementara Panji, benar ya benar. Walau langit mau runtuh, ia tetap dengan kebenarannya. Walau dihujat orang se Indonesia, Panji tak pernah mundur.

Begitulah prinsip orang berani. Orang berani, pasti bukan orang penakut. Siap menerima konsekuensi apapun. Tapi, kebenaran apa yang sebenarnya dipertahankan Panji. Kebenaran Islam. Tapi, kebenaran Islam yang bersahabat dengan Israel, sementara di sini, benci bangat dengan negara Yahudi itu. Kebenaran Islam yang bersahabat dengan negara komunis Cina. Sementara di sini, banyak teriak antiCina. Kebenaran Islam dengan mahzab-mahzab klasik. Panji malah menganut mahzab Soekarno.

Memang banyak hal dalam Islam yang berbeda antara pemahaman umum Muslim di sini dengan Panji. Soal ada perempuan berada di shaf laki-laki, jelas beda bangat. Dijelaskan Panji dengan mengutip ayat alquran, banyak disebutkan muslimin muslimat, mukminin mukminat. Artinya, kaum perempuan itu sejajar dengan kaum laki-laki, bukan di belakang. Ia malah ingin menempatkan perempuan sebagai kaum terhormat yang sejajar dengan dengan laki-laki. Agak nyeleneh memang, karena ia memang berbeda dalam menafsirkan Islam. Tentu dengan ijtihadnya sendiri.

Kalau baca sejarah zaman dulu, banyak ulama hebat yang mati karena dihukum, atau mati dalam penjara. Kenapa? Karena ia teguh dengan kebenaran. Ia teguh walau berbeda dengan kebanyakan. Ia berani mengambil risiko apapun. Untungnya Panji hidup di Indonesia. Kalau di Pakistan atau Somalia, ia pasti sudah digantung. Sebab, di sana tak boleh berbeda sedikitpun dengan pemahaman umum Islam. Harus sama, tidak boleh beda.

Saya tak tahu sampai kapan persoalan Azzaytun ini reda. Menkopolhukam sudah turun tangan. Tinggal polisi melakukan penyelidikan, tinggal Kemenag menelaah. Seperti apa hasilnya, kita tunggu keputusan pemerintah. Banyak menginginkan ditutup, dibubarkan, atau Panji nya saja dihukum. Ya, kita tunggu saja keputusan pemerintah. Inilah enaknya tinggal di Indonesia, masih hormat dengan pemerintah. Hanya pengadilan yang bisa menyatakan seseorang bersalah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *