AswajaNews – Suasana khidmat dan penuh keberkahan terasa di Pondok Pesantren Ainul Ulum, Pulung, Kabupaten Ponorogo, pada Ahad, 9 Oktober 2025.
Ratusan santri, wali santri, serta masyarakat dari berbagai daerah memadati area pesantren untuk mengikuti kegiatan Ijazahan Kubro atau pemberian sanad amalan yang dipimpin langsung oleh ulama besar asal Mesir, Almuhaddis Prof. Dr. Muhammad Ibrohim Al-Asymawi.
Prof. Al-Asymawi, yang dikenal sebagai Guru Besar Ilmu Hadis Universitas Al-Azhar Kairo sekaligus Khodim Tarekat Syadhiliyah Mesir, mengijazahkan lima amalan penting kepada seluruh peserta yang hadir.
Adapun lima amalan tersebut antara lain:
1. Sholawat Burdah
2. Dalailul Khoirut
3. Sholawat Asnuroniyah
4. Sholawat Nuril Anwar
5. Hadis Musalsal Mahabbah
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Ainul Ulum Pulung, K. Subhan Fathu Alam atau yang akrab disapa Gus Cang, menjelaskan bahwa kegiatan ini digelar sebagai upaya menjaga kemurnian dan kesinambungan sanad keilmuan.

“Kegiatan ini bertujuan untuk menyambungkan sanad keilmuan, utamanya terkait sanad sholawat. Sehingga amalan yang dilakukan para santri dan jamaah memiliki rujukan dan pertanggungjawaban guru yang jelas serta bersambung (muttashil),” ungkapnya dalam sambutan.
Dalam tausiyahnya, Prof. Dr. Muhammad Ibrohim Al-Asymawi menyampaikan rasa kagumnya terhadap kuatnya tradisi keilmuan Islam di Indonesia.
“Kita wajib bersyukur hidup di Indonesia. Di sini banyak pondok pesantren yang masih kokoh mengajarkan ilmu yang diwariskan secara turun temurun dari guru-gurunya,” tutur Prof. Al-Asymawi.
Beliau juga menekankan bahwa semangat masyarakat Indonesia dalam menuntut ilmu adalah anugerah besar. “Banyak orang di Indonesia yang suka berkumpul bersama ulama untuk menimba ilmu, dan ini adalah tradisi yang sangat baik,” tambahnya.
Prosesi ijazahan berjalan lancar dan khusyuk, dengan seluruh jamaah mengikuti setiap lafaz ijazah yang dipimpin Prof. Al-Asymawi. Acara ini juga dihadiri jajaran Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan) Pulung yang turut memberikan dukungan atas terselenggaranya kegiatan keagamaan tersebut.





