Pelantikan Pengurus Besar NH Perkasya: Meneguhkan Semangat Dakwah dan Perjuangan Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari

AswajaNews – Pagi yang penuh khidmat menyelimuti prosesi Pelantikan Pengurus Besar Perguruan Pencak Silat Nurul Huda Pertahanan Dua Kalimah Syahadat (NH Perkasya) di Tebuireng Jombang pada Ahad, (02/11/2025).

Acara bersejarah ini turut dihadiri oleh para pendekar dan pesilat dari berbagai daerah, termasuk delegasi NH Perkasya Ponorogo, yang datang untuk meneguhkan silaturahmi sekaligus semangat perjuangan dakwah melalui bela diri.

Pelantikan kali ini memiliki makna istimewa, karena bertepatan dengan hari lahir NH Perkasya, yang didirikan pada 2 November 1982. Didirikan sebagai beladiri dakwah, NH Perkasya berakar kuat pada nilai-nilai ajaran dan perjuangan Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari.

Dalam sejarahnya, KH. Hasyim Asy’ari dikenal sebagai ulama sufi yang berjuang menegakkan moral dan spiritualitas di tengah kemaksiatan yang melanda Dusun Tebuireng kala itu. Dalam situasi tersebut, beliau menghadirkan sahabat-sahabatnya para pendekar dari Jawa Barat untuk membentengi para santri dan menjaga kehormatan pesantren.

Dari sinilah semangat pencak silat Tebuireng tumbuh, tidak sekadar sebagai bela diri, tetapi juga sebagai jalan dakwah dan pengabdian. K.H Lamro Asyhari dari Ponorogo ketika menjadi Santri Pondok Pesantren Tebuireng atas restu Pengasuh K.H Yusuf Hayim bersama Masyayikh Tebuireng mendirikan Pencak Silat NH Perkasya. Murid-murid pertama NH Perkasya seperti Kyai Hamim Kohari dan Kyai Dimyati menjadi tonggak awal dalam mengembangkan seni bela diri dakwah yang berpadu dengan nilai spiritual dan kebangsaan.

Dalam sambutannya, Pendiri NH Perkasya, K.H. Lamro Asy’ari, menegaskan pentingnya menjaga kemurnian niat dan semangat dakwah dalam setiap langkah perjuangan. “NH Perkasya bukan sekadar perguruan silat, tapi wadah perjuangan untuk menegakkan nilai-nilai Islam, melanjutkan dakwah para ulama, dan menjaga marwah pesantren. Pencak silat kita adalah ibadah, bukan hanya keterampilan fisik,” tutur beliau dengan penuh ketegasan.

Sementara itu, K.H. Agus Maulana, yang baru saja dilantik sebagai Ketua Pengurus Besar NH Perkasya, dalam pidatonya menyampaikan ajakan untuk memperkuat soliditas dan memperluas kiprah organisasi. “NH Perkasya harus konsolidasi dengan IPSI dan bersinergi dengan Pencak Silat lain. Mari kita bergerak bersama dengan Pencak Silat lain, tantangan zaman menuntut kita untuk berkolaborasi, namun nilai perjuangan dan akidah Ahlussunnah wal Jamaah harus tetap menjadi pijakan,” ujarnya.

Dalam perjalanannya, NH Perkasya telah menghadapi beragam tantangan, sehingga kini telah memperluas kiprah dengan membentuk Departemen Hukum, Media, dan Kesehatan sebagai bentuk adaptasi terhadap kebutuhan umat dan dinamika sosial modern. Hingga kini, NH Perkasya telah memiliki 52 cabang di seluruh Indonesia, menjadi bukti nyata bahwa warisan perjuangan Tebuireng terus tumbuh dan mengakar di berbagai daerah.

Acara ditutup dengan doa dan harapan agar seluruh pengurus yang baru dilantik mampu menjalankan amanah dengan baik, membawa keberkahan, dan mendapatkan ridha Allah SWT.

Pelantikan Pengurus Besar NH Perkasya Tebuireng tahun ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan kembali semangat dakwah dan bela diri yang diwariskan para ulama. Dari Tebuireng, api perjuangan itu kembali menyala — membawa pesan bahwa pencak silat bukan hanya seni ketangkasan, melainkan jalan dakwah dan pengabdian untuk agama, bangsa, dan kemanusiaan.***

Penulis: ADJ

Editor: Dani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Penguatan IHSG Menduduki Rekor Tertinggi Simak Beberapa Peran Penting Danantara