Oleh: Prof. Khairunesa binti Isa (Universiti Tun Hussein Onn Malaysia
Aswajanews – PONOROGO – Sebuah kabupaten yang terletak di sudut barat daya Provinsi Jawa Timur, Ponorogo telah lama dikenal sebagai “Kota Reog”. Namun di balik keindahan tarian tradisionalnya, Ponorogo menyimpan potensi yang luar biasa dari segi budaya, geografi, sumber daya alam, dan pembangunan ekonomi yang inklusif.
Terletak di dataran tinggi dengan topografi yang menawan, Ponorogo dikelilingi oleh perbukitan hijau dan sumber air alami yang subur. Hal ini menjadikan wilayah ini sebagai kawasan pertanian dan perkebunan yang produktif. Padi, jagung dan kopi merupakan antara hasil tani unggulan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik tetapi juga berpotensi besar untuk pasaran ekspor.
Namun kekuatan Ponorogo tidak hanya berada di tanahnya, tetapi juga pada nilai masyarakatnya yang tekun, ramah, dan kaya akan nilai-nilai budaya yang dijaga turun-temurun.
Budaya yang Mengakar, Identitas yang Kuat
Setiap kali Reog dipentaskan, ada semacam sihir yang menyatu dalam gerakan, irama gamelan, dan tatapan mata para penarinya. Ini bukan sekadar seni pertunjukan, melainkan perwujudan jati diri. Reog bukan hanya dikenal secara nasional, tapi juga mulai mendapat pengakuan dunia, menjadi simbol keberanian, kreativitas, dan spiritualitas masyarakat Ponorogo.
Lebih daripada itu, budaya di sini hidup dalam keseharian seperti dalam upacara adat, dalam kuliner tradisional dan dalam cara masyarakat menyambut tamu. Festival Grebeg Suro yang disambut setiap tahun telah menjadikan Ponorogo sebagai salah satu pusat pelancongan budaya utama di Jawa Timur. Bahkan, dengan sokongan dan promosi yang lebih luas, tidak mustahil Ponorogo boleh menjadi destinasi unggulan budaya di Asia Tenggara.
Alam yang Menjanjikan, Ekowisata yang Berkembang
Di kaki Gunung Wilis, mengalir air yang menenangkan menuju Telaga Ngebel, sebuah permata semula jadi yang telah lama menjadi kebanggaan warga. Telaga ini bukan hanya tempat untuk berehat atau berswafoto malah ia adalah sumber kehidupan, dan hari ini, ia juga sedang berkembang menjadi pusat ekowisata yang masih mengekalkan budaya adat jawa dengan konsep makan secara lesehan.
Bayangkan kawasan ini dibangunkan dengan konsep lestari dengan memiliki resort kecil berbasis masyarakat, pelancongan edukatif pertanian, laluan trekking, serta pelbagai aktiviti air yang mesra alam. Peluang ini membuka pintu kepada pelabur dan pemaju pelancongan yang ingin terlibat dalam projek hijau yang berimpak tinggi.
Dari Desa ke Dunia: Transformasi Ekonomi Berbasis Komuniti
Ponorogo hari ini sedang melangkah ke babak baru. Pemerintah daerah mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemberdayaan UMKM, digitalisasi desa, dan program agropolitan yang mendekatkan teknologi dengan petani dan pengusaha kecil. Dari batik khas Ponorogo hingga makanan ringan tradisional, produk tempatan mulai menembus pasar-pasar besar. Malah, konsep “Lapak Bumi dan Lapak Langit” yang bakal di perkenalkan Bahagian Pemberdayan Desa Kabupaten Ponorogo diyakini mampu merancakkan lagi ekosistem perniagaan masyarakat lokal.
Dengan tata ruang yang baik, akses jalan yang terus diperbaiki, dan konektiviti yang makin kuat dengan kota-kota sekitarnya seperti Madiun, Solo, dan Yogyakarta, Ponorogo semakin siap membuka diri kepada pelaburan dan kerjasama strategik.
Saatnya Indonesia Melirik ke Barat Daya
Potensi yang dimiliki Ponorogo tidak boleh lagi dianggap biasa. Ia bukan lagi kabupaten di pinggiran malah ia adalah titik tumbuh baru yang menawarkan keseimbangan antara kemajuan dan pelestarian. Di sini, budaya dan ekonomi bisa berjalan beriringan, membentuk satu ekosistem pembangunan yang berdaya tahan.
Kini adalah masa yang tepat bagi para pemimpin nasional, pelabur domestik mahupun antarabangsa, serta para pemikir pembangunan untuk memberi perhatian khusus kepada Ponorogo. Sebuah wilayah yang mungkin tenang dari luar, namun menyimpan gelora semangat dan cita-cita besar di dalamnya.
Karena sesungguhnya, di kaki bukit yang tenang dan di tengah denting gamelan Reog, sebuah masa depan sedang dibangun dengan harapan, kerja keras, dan keyakinan.





