AswajaNews – Di balik hijau perbukitan Menoreh, Kabupaten Kulon Progo, berdiri sebuah waduk buatan yang kian mencuri perhatian wisatawan. Namanya Embung Kleco, sebuah destinasi yang awalnya dibangun untuk kepentingan irigasi pertanian, namun kini menjelma sebagai tempat wisata alam yang memukau.
Embung ini terletak di Dusun Ngesong, Giripurwo, Girimulyo, Kulon Progo, sekitar 32 kilometer dari Yogyakarta. Meski akses awal cukup mudah, mendekati kawasan perbukitan jalan mulai menantang dengan tikungan dan tanjakan khas Menoreh. Tantangan inilah yang justru membuat perjalanan menuju Embung Kleco semakin berkesan bagi para petualang.
Sesampainya di lokasi, pengunjung akan disambut dengan suasana yang tenang, jauh dari hiruk pikuk kota. Air embung yang jernih berpadu dengan lanskap bukit Menoreh menciptakan panorama bak lukisan alam. Dari ketinggian ini, pengunjung bisa menyaksikan dua momen magis, sunrise dan sunset.
Saat pagi tiba, semburat cahaya keemasan menyibak langit, sementara sore hari, mentari perlahan turun ke ufuk barat, memantulkan warna jingga ke permukaan air embung. Banyak wisatawan yang memanfaatkan momen ini untuk berburu foto dengan teknik pantulan atau sekadar duduk menikmati suasana.
Bagi pencinta kuliner lokal, Embung Kleco menghadirkan pengalaman unik mencicipi durian segar langsung dari kebun di sekitar lokasi. Pada musim panen, wisatawan bisa menikmati buah berduri ini sambil bersantai di area embung. Suasana alam yang sejuk membuat sensasi makan durian terasa semakin istimewa. Tidak sedikit wisatawan yang membawa pulang durian sebagai oleh-oleh khas yang tidak dijumpai di toko oleh-oleh biasa.
Fasilitas yang tersedia di kawasan Embung Kleco cukup memadai. Terdapat area parkir, gazebo untuk beristirahat, mushola, toilet umum, hingga warung-warung kecil yang menyajikan makanan khas pedesaan. Meski sederhana, semua fasilitas ini mampu menunjang kenyamanan pengunjung.
Harga tiket masuk pun sangat terjangkau, hanya Rp3.000 per orang, dengan biaya parkir motor Rp3.000 dan mobil Rp5.000. Murahnya tarif masuk membuat banyak wisatawan merasa puas karena bisa menikmati pemandangan spektakuler dengan biaya yang minim.
Bagi yang ingin pengalaman lebih, area luas di sekitar embung juga sering dimanfaatkan untuk camping. Menghabiskan malam di tepi embung dengan hamparan bintang di langit menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta alam. Waktu terbaik untuk berkunjung biasanya pagi buta atau menjelang sore, ketika cahaya matahari berpadu indah dengan lanskap Menoreh.
Meski belum sepopuler destinasi wisata Jogja lainnya seperti Kalibiru atau Kebun Buah Mangunan, Embung Kleco justru menawarkan keunggulan pada suasana yang masih relatif sepi. Ketika banyak destinasi alam dipadati wisatawan, embung ini menjadi pilihan tepat bagi mereka yang mencari ketenangan, keteduhan, dan keaslian panorama pegunungan.*** (Fauza)