Aswaja News – Warga Karangtengah, Kecamatan Ngawi, menunjukkan ikan mati di Sungai Bengawan Solo yang airnya berubah hitam pekat diduga akibat limbah, Senin (15/9/2025).
Sungai Bengawan Solo yang melintasi Kabupaten Ngawi kembali memunculkan keresahan warga. Selama tiga hari terakhir, air sungai yang biasanya berwarna hijau kecokelatan berubah menjadi hitam pekat. Kondisi tersebut membuat ratusan ikan berbagai ukuran ditemukan mati dan mengapung di permukaan.
Salah satu warga Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Ngawi, Rawi, mengungkapkan kekhawatirannya. Ia menyebut fenomena ini bukan kali pertama terjadi, melainkan kerap berulang hampir setiap musim kemarau akibat dugaan pembuangan limbah dari wilayah hulu.
“Air sungai di belakang rumah saya sudah tiga hari ini hitam dan berbau menyengat. Kami jadi resah, apalagi kejadian seperti ini selalu berulang tiap tahun,” ujarnya, Senin (15/9/2025).
Rawi bersama warga lainnya mendesak pemerintah daerah segera turun tangan. Mereka khawatir pencemaran tidak hanya merusak ekosistem sungai, tetapi juga berdampak pada kesehatan masyarakat.
“Pencemaran Bengawan Solo ini bukan sekadar masalah lingkungan, tapi juga menyangkut keberlangsungan hidup masyarakat di sepanjang aliran sungai. Kalau dibiarkan, dampaknya bisa semakin besar,” tegasnya.
Ia berharap pemerintah benar-benar menghadirkan solusi jangka panjang, bukan hanya sebatas investigasi.
“Jangan sampai tiap tahun kejadian seperti ini dibiarkan,” tambahnya.
Menanggapi keresahan warga, Kepala Bidang Pengendalian, Pencemaran, dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Ngawi, Tri Yuni Widayati, menegaskan pihaknya segera mengambil langkah konkret. DLH akan berkoordinasi dengan berbagai instansi untuk menelusuri penyebab berubahnya warna air Bengawan Solo.
“Kami akan berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), untuk segera mengecek kualitas air,” jelasnya.
Penulis: Imam Mustajab
Bengawan Solo di Ngawi Menghitam, Ratusan Ikan Mati Diduga Akibat Limbah
