AswajaNews – Lembaga Falakiyah PWNU Jawa Timur menggelar Kaderisasi Ahli Hisab Rukyat di Pondok Pesantren Al Mubarok Lanbulan, Sampang pada hari Ahad-Senin (07-08/09/2025)
Kegiatan yang berlangsung khidmat sekaligus ilmiah ini diikuti oleh 200 peserta, terdiri dari utusan LF PCNU, pondok pesantren, perguruan tinggi, serta santri setempat.


Kegiatan ilmiyah astronomi Islam ini terbagi dalam tiga sesi. Pertama, disampaikan oleh H. Hosen, M.H.I., dosen Ilmu Falak UIN Madura sekaligus Divisi Litbang LF PWNU Jatim. Ia mengulas metode hisab gerhana bulan berdasarkan kitab Ad-Durrul Aniq, yang kemudian dipraktikkan dengan aplikasi MS Excel untuk mempermudah perhitungan sekaligus menjaga akurasi.
Sementara itu, materi kedua dan ketiga dipandu oleh Ahmad Junaidi, pengelola Balai Rukyat Ibnu Syatir Al Islam Joresan yang sekaligus Divisi Litbang LF PWNU Jatim.
Sebagai pembina salah satu pusat rukyat terkemuka di Jawa Timur dan dosen Falak UIN Kyai Ageng Muhammad Besari Ponorogo, Ahmad Junaidi menekankan pentingnya sinergi antara observasi lapangan dan penguatan metodelogi hisab. Dalam sesi Parade Teleskop, ia memandu peserta mengamati fenomena gerhana secara langsung dengan berbagai instrumen optik modern.
Digital Image Processing: Penguatan Dokumentasi Ilmiah
Selain observasi, Ahmad Junaidi juga memperkenalkan Digital Image Processing. Materi ini mengajarkan bagaimana citra fenomena astronomi diolah sehingga menghasilkan dokumentasi yang detail dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Menurutnya, dokumentasi digital menjadi kebutuhan mendesak bagi Balai Rukyat dan lembaga falak di era modern, karena hasil pengamatan tidak hanya bersifat visual, tetapi juga berbasis data.
Sebagai pamungkas acara, KH. Ahmad Ghozali Fathulloh, pengasuh Pondok Pesantren Al Mubarok Lanbulan, memberikan ijazah kitab-kitab falak kepada peserta. Prosesi ini menjadi peneguhan sanad keilmuan falak yang menghubungkan tradisi ulama masa lalu dengan kader falakiyah masa kini.
Dengan kegiatan ini, doktor di bidang ilmu Falak tersebut menegaskan bahwa pengembangan falak tidak bisa dilepaskan dari tiga pilar utama: pesantren, perguruan tinggi, dan balai rukyat. Pesantren menjadi penjaga sanad keilmuan, perguruan tinggi memperkuat metodologi akademik, sementara balai rukyat menjadi pusat praktik dan verifikasi lapangan.


Dengan posisi Ahmad Junaidi di Balai Rukyat Ibnu Syatir Joresan, kegiatan kaderisasi ini sekaligus memperkuat jejaring antara pusat rukyat di Ponorogo dengan pesantren-pesantren falakiyah lain di Jawa Timur. Harapannya, lahir generasi baru ahli hisab rukyat yang mampu menjaga otoritas falak sekaligus menjawab tantangan teknologi astronomi modern.***
Penulis: IIM
Editor: Dani