Cuma Rp5.000, Sego Kering Rindu Menanti Jadi Buruan Baru Pecinta Kuliner Malam Ponorogo

AswajaNews – Ponorogo kembali diramaikan dengan hadirnya kuliner sederhana yang penuh makna nostalgia. Sebuah warung baru bernama Sego Kering Rindu Menanti, yang berlokasi di Jl. Urip Sumoharjo No.116 (depan Kedai Sidomulyo), langsung menyedot perhatian masyarakat sejak pertama kali buka.

Bukan sekadar menyajikan nasi dengan lauk sederhana, kuliner ini membawa pengunjung pada kenangan masa kecil, lengkap dengan suasana jadul yang hangat dan penuh kesan.

Warung ini digagas oleh seorang penjual yang sebelumnya berjualan di kantin sekolah di Jakarta Selatan. Setelah mudik ke Ponorogo, ia kembali membuka usaha dengan konsep serupa, menghadirkan menu khas kantin yang selama ini dirindukan banyak orang. Tak heran, nama “Rindu Menanti” dipilih karena memang kuliner ini seakan menjadi pelepas rindu pada cita rasa lama yang akrab di lidah.

Menu yang ditawarkan sederhana, namun justru di situlah letak keistimewaannya. Ada sego kering, nasi dengan lauk gorengan renyah dan aneka pilihan tambahan seperti kepala ayam, tongkol goreng, telur goreng, hingga sundukan. Rasanya gurih, kering, dan pas disantap sebagai menu harian.

Selain itu, ada juga sego ndog ater-ater, sebuah sajian yang terinspirasi dari tradisi hajatan masyarakat Jawa, di mana nasi telur biasanya dibagikan kepada tamu undangan. Perpaduan menu ini menghadirkan sensasi kuliner yang tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga sarat makna budaya.

Menariknya, harga yang dipatok sangat bersahabat. Seporsi nasi kering bisa dinikmati hanya dengan Rp5.000, sebuah angka yang terasa begitu ramah di kantong semua kalangan. Harga murah meriah ini tentu mengingatkan banyak orang pada masa-masa sekolah, saat jajanan kantin masih bisa dibeli dengan uang saku seadanya. Tak heran, warung ini langsung dipadati pembeli setiap malam, bahkan sejak awal pembukaannya.

Tidak hanya soal menu, suasana yang dihadirkan juga menjadi daya tarik tersendiri. Dengan jam operasional mulai pukul 17.00 sore hingga 01.30 dini hari, tempat ini menjadi ruang berkumpul baru bagi warga Ponorogo, baik yang ingin sekadar menikmati santapan malam maupun bernostalgia dengan atmosfer jadul ala kantin sekolah. Dekorasi sederhana, ditambah jajanan klasik yang dijajakan, membuat siapa pun yang datang seakan diajak melakukan perjalanan waktu ke masa kecil.

Fenomena antusiasme masyarakat Ponorogo terhadap Sego Kering Rindu Menanti sekaligus menjadi bukti bahwa kuliner tradisional dengan sentuhan kenangan masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Di tengah menjamurnya kafe modern dan restoran kekinian, warung sederhana dengan cita rasa masa lalu justru mampu menghadirkan kehangatan dan kerinduan yang sulit digantikan.

Sego Kering Rindu Menanti akhirnya bukan hanya soal makan malam dengan harga murah tetapi lebih dari itu, sebuah pengalaman pulang ke masa lalu, mengenang kembali aroma dan rasa yang dulu pernah menemani masa sekolah. Di balik kesederhanaannya, warung ini telah berhasil menyajikan sesuatu yang tak ternilai nostalgia yang hangat, sekaligus kelezatan yang melekat.*** (Fauza)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *