Nampan Sukomakmur: Negeri Sayur di Kaki Gunung Sumbing yang Menghipnotis Wisatawan

AswajaNews – Tersembunyi di lereng Gunung Sumbing, Dusun Nampan di Desa Sukomakmur, Magelang, menyimpan panorama alam yang memukau. Hamparan perkebunan sayur dan kabut yang menari di antara perbukitan menjadikan tempat ini sebagai destinasi wisata alam yang tak biasa.

Alih-alih hanya menjadi lokasi pertanian, kawasan ini kini menjelma menjadi negeri sayur yang menyuguhkan pengalaman wisata yang autentik dan menyejukkan jiwa.

Terletak di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut, kawasan wisata Nampan Sukomakmur menawarkan pemandangan spektakuler berupa ladang-ladang sayuran hijau yang membentang sejauh mata memandang.

Daun bawang, kubis, dan selada tertanam rapi di lahan subur yang seolah membentuk karpet alam hijau. Gunung Sumbing berdiri gagah di kejauhan, menjadi latar sempurna bagi wisatawan yang ingin bersatu dengan alam.

Kawasan ini dijuluki “Negeri Sayur Sukomakmur” karena memang mayoritas penduduknya menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Namun belakangan, geliat pariwisata mulai terasa. Wisatawan datang bukan hanya untuk melihat, tapi juga untuk merasakan suasana kehidupan lereng gunung yang tenang, sejuk, dan penuh kesederhanaan.

Gardu pandang yang terbuat dari bambu dan kayu menjadi spot favorit para pengunjung. Dari titik ini, mereka bisa memotret panorama kebun dan gunung sekaligus.

Pagi hari menjadi waktu terbaik untuk berkunjung karena langit masih cerah dan kabut belum turun. Warna hijau yang mendominasi lanskap juga membuat hasil foto tampak dramatis, apalagi jika dipadukan dengan warna pakaian yang kontras.

Selain untuk berfoto, kawasan ini juga ideal bagi pecinta aktivitas luar ruang. Jalanan setapak yang membelah perbukitan menjadi rute menarik bagi para jogger dan pesepeda. Meski rutenya menantang, dengan tanjakan dan turunan yang curam, pemandangan di sepanjang jalan menjadi penyemangat tersendiri.

Bagi wisatawan yang ingin lebih lama meresapi suasana, tersedia area untuk berkemah. Di sinilah momen keheningan alam dan indahnya matahari terbit bisa dinikmati tanpa gangguan. Malam hari, kabut sering turun menutupi seluruh perbukitan, menciptakan sensasi seolah sedang berada di negeri di atas awan.

Tak hanya itu, daya tarik lain dari tempat ini adalah keramahan penduduk dan hasil bumi yang bisa dibeli langsung dari petani. Sayuran segar dijajakan di sepanjang jalan desa, memberikan pengalaman belanja yang tidak hanya hemat, tapi juga lebih sehat. Wisatawan bisa membawa pulang tomat, cabai, hingga daun bawang langsung dari sumbernya.

Meski menawarkan sejuta pesona, perjalanan menuju Nampan Sukomakmur tak selalu mudah. Medan yang menanjak dan sempit hanya bisa dilalui sepeda motor. Mobil harus parkir jauh di bawah dan pengunjung melanjutkan perjalanan dengan ojek atau berjalan kaki. Hal ini justru menjadi tantangan yang menambah sensasi petualangan tersendiri.

Untuk kenyamanan, sejumlah fasilitas dasar telah tersedia seperti toilet, masjid, warung makan, hingga pasar kecil. Namun pilihan penginapan masih terbatas pada beberapa homestay yang berlokasi agak jauh dari titik utama wisata.

Nampan Sukomakmur bukan sekadar tempat pelesir, melainkan potret harmoni antara manusia dan alam. Desa yang dulunya hanya dikenal sebagai penghasil sayur kini bersolek menjadi destinasi wisata yang memberi ruang untuk ketenangan, keindahan, dan kesegaran. Di tengah hiruk pikuk kota dan rutinitas yang menjemukan, Nampan Sukomakmur adalah jawaban bagi mereka yang merindukan damai dalam pelukan alam.*** (Fauza)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *