Embung Manajar: Tempat Tenang di Lereng Selo, Surga Baru Wisata Alam Boyolali

AswajaNews – Tak banyak yang tahu, di balik kemegahan Gunung Merapi dan Merbabu, Boyolali menyimpan sebuah surga kecil bernama Embung Manajar. Lebih dari sekadar waduk, tempat ini kini menjelma menjadi destinasi wisata alam yang menawarkan ketenangan, panorama indah, serta pengalaman menyatu dengan alam.

Boyolali bukan hanya tentang susu segar atau jalur pendakian menuju gunung-gunung megah. Kabupaten yang terletak di kaki Gunung Merapi dan Merbabu ini diam-diam menyimpan destinasi wisata yang perlahan mencuri perhatian, Embung Manajar.

Terletak di Desa Manajar, Kecamatan Selo, tempat ini awalnya dibangun untuk kebutuhan irigasi dan cadangan air bagi warga sekitar. Namun seiring waktu, potensi keindahannya mulai dilirik oleh wisatawan dan penggiat alam.

Embung Manajar menyuguhkan hamparan air tenang yang dipeluk oleh hijau pepohonan serta latar pegunungan yang agung. Nuansa alamnya begitu alami dan segar, menjadikannya tempat ideal untuk bersantai, menyegarkan pikiran, hingga sekadar menepi dari riuhnya rutinitas.

Saat kabut tipis menyelimuti pagi hari atau ketika senja mulai turun, suasananya pun berubah magis, sebuah pengalaman visual yang memikat siapa saja yang datang.

Berkunjung ke Embung Manajar bukan hanya soal melihat pemandangan. Pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas seperti berjalan menyusuri jalan setapak di sekitar embung, berfoto dengan latar pegunungan, atau sekadar duduk menikmati semilir angin sambil membuka bekal. Tempat ini juga mulai diminati oleh komunitas pecinta alam untuk berkemah, mengingat areanya cukup lapang dan udaranya sejuk.

Fasilitas dasar pun tersedia bagi wisatawan. Mulai dari area parkir, toilet umum, hingga spot istirahat sederhana. Walau masih dalam pengembangan, semangat masyarakat dan pengelola untuk menjadikan tempat ini ramah wisata patut diacungi jempol.

Tidak sulit pula untuk mencapai lokasi ini, cukup sekitar 30–60 menit dari pusat kota Boyolali, dengan akses jalan yang sudah baik dan penunjuk arah yang cukup jelas.

Dari sisi harga, Embung Manajar termasuk destinasi ramah kantong. Cukup dengan Rp 5.000 per orang, pengunjung sudah dapat menikmati lanskap alam yang jarang ditemukan di tempat lain. Bahkan, bagi yang ingin bermalam dan berkemah, tempat ini dibuka 24 jam penuh, sebuah kemewahan tersendiri bagi para pencinta petualangan malam.

Namun, seperti banyak destinasi alam lainnya, keindahan Embung Manajar sangat bergantung pada kepedulian pengunjung. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga kebersihan, tidak merusak lingkungan sekitar, serta membawa pulang kembali sampah yang dibawa. Kesadaran kolektif ini menjadi kunci agar tempat seindah ini tetap lestari dan bisa dinikmati generasi mendatang.

Embung Manajar hadir sebagai alternatif baru wisata alam di Boyolali yang mengedepankan ketenangan, keaslian, dan interaksi harmonis dengan alam. Ia bukan tempat wisata dengan gemerlap buatan atau keramaian khas kota, tetapi justru memikat melalui kesederhanaannya yang menyejukkan.

Bagi kalian yang mencari destinasi untuk menyendiri sejenak, merekam keindahan alam, atau sekadar menyapa langit dari tepian embung, Embung Manajar adalah jawabannya.*** (Fauza)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *