Embung Kledung: Sepotong Lukisan Hidup di Lereng Sindoro dan Sumbing

AswajaNews – Bayangkan duduk di tepi danau tenang, dikelilingi udara sejuk pegunungan, dengan dua raksasa hijau Gunung Sindoro dan Sumbing berdiri megah di depan mata.

Itulah pesona Embung Kledung, danau buatan yang tak hanya menyuguhkan panorama alam luar biasa, tetapi juga pengalaman berlibur yang hangat dan tenang. Di tengah hiruk pikuk dunia modern, tempat ini terasa seperti potongan surga yang jatuh ke Temanggung, Jawa Tengah.

Terletak di Desa Tlahab, Kec. Kledung, Kab. Temanggung, Embung Kledung bukan sekadar danau buatan biasa. Kehadirannya di dataran tinggi pada ketinggian sekitar 1.400 meter di atas permukaan laut menjadikannya destinasi favorit wisatawan yang mendambakan ketenangan dan keindahan yang nyaris tak tersentuh.

Dari titik terbaik di embung ini, wisatawan bisa menyaksikan pemandangan dua gunung tertinggi di Jawa Tengah: Sindoro dan Sumbing. Keduanya berdiri tegak mengapit hamparan air danau, menciptakan visual yang tak jauh beda dari lukisan pemandangan masa kecil, dua gunung, satu matahari, dan langit cerah. Tak heran jika banyak yang menyebut Embung Kledung sebagai “Kawaguchiko-nya Temanggung,” merujuk pada danau indah di Jepang dengan latar Gunung Fuji.

Namun, daya tarik tempat ini bukan hanya pada pemandangannya. Embung Kledung juga dirancang sebagai ruang rekreasi aktif. Area di sekitar danau memungkinkan pengunjung untuk berkemah dengan mudah, bahkan bagi pemula yang tidak terbiasa naik gunung. Dengan fasilitas penyewaan tenda dan perlengkapan berkemah di lokasi, pengunjung bisa menikmati malam di bawah bintang-bintang dengan latar siluet gunung.

Pagi hari adalah momen paling magis. Kabut tipis menyelimuti permukaan air, sementara cahaya matahari perlahan muncul dari balik Gunung Sindoro. Bagi pencinta fotografi, ini adalah surga. Tak jarang wisatawan datang jauh-jauh hanya untuk berburu momen matahari terbit atau sekadar menyesap kopi hangat sambil memandangi pemandangan yang menenangkan jiwa.

Tidak hanya itu, pada malam hari, suasana Embung Kledung berubah menjadi romantis dengan lampu-lampu warna-warni yang menghiasi area sekitar. Wisata malam ini menjadikan tempat ini hidup hampir 24 jam.

Pemandangan lampu dan tenda yang menyala menciptakan suasana hangat di tengah hawa dingin pegunungan. Cocok untuk nongkrong, berbagi cerita, atau sekadar mencari udara segar.

Di sisi lain, wisata air di sini juga diperkaya oleh kehadiran ikan-ikan hias seperti koi dan mas. Air danau yang jernih di waktu-waktu tertentu memungkinkan pengunjung melihat ikan-ikan itu berenang santai, menciptakan ketenangan visual yang menyegarkan.

Fasilitas yang tersedia pun terbilang lengkap untuk ukuran wisata alam. Selain spot foto kekinian seperti ayunan dan gardu pandang, kawasan ini juga dilengkapi restoran dan kedai kopi.

Bagi yang ingin membawa pulang oleh-oleh, ada produk olahan Carica yang tersedia di sekitar kawasan. Meski lebih dikenal sebagai produk khas Wonosobo, namun letaknya yang berdekatan dengan Temanggung membuatnya mudah ditemukan di Embung Kledung.

Dengan tiket masuk yang sangat ramah di kantong hanya Rp5.000, dan tambahan Rp15.000 untuk camping, Embung Kledung menawarkan lebih dari sekadar tempat wisata. Ia adalah tempat pelarian dari rutinitas, sebuah panggung alam di mana ketenangan, keindahan, dan kebersamaan bisa berpadu harmonis.

Jika kalian mencari tempat untuk “menepi sejenak,” mengisi ulang energi, atau merayakan keindahan sederhana, Embung Kledung adalah jawabannya. Di sini, kalian tidak hanya melihat keindahan alam, tapi benar-benar merasakannya.*** (Fauza)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *