AswajaNews – Di tengah gempuran kuliner kekinian dan makanan cepat saji yang menjamur di berbagai kota, kehadiran makanan tradisional yang tetap digemari menjadi napas segar yang menunjukkan betapa kuatnya akar budaya rasa di lidah masyarakat Indonesia.
Salah satunya adalah mendoan, makanan berbahan dasar tempe yang dibalut tepung lalu digoreng setengah matang yang kini kembali naik daun berkat kreativitas para pelaku UMKM.
Di Ponorogo, Juragan Mendoan menjadi salah satu nama yang tengah ramai diperbincangkan karena berhasil mengemas cita rasa tradisional ini dengan cara yang segar, fleksibel, dan sesuai selera generasi sekarang.
Mendoan, sebagaimana diketahui, berasal dari wilayah Banyumas Raya dan memiliki ciri khas tekstur lembut setengah matang. Namanya sendiri berasal dari bahasa Jawa “mendo” yang berarti lembek atau belum matang sempurna. Proses memasaknya pun tidak seperti gorengan biasa, karena dilakukan dalam minyak panas dalam waktu singkat agar bagian dalam tempe tetap lembut.
Kini, makanan yang dahulu hanya disajikan secara sederhana ini menjelma menjadi camilan hits yang digandrungi berbagai kalangan, berkat tangan-tangan kreatif yang berani memberi sentuhan inovasi pada resep lawas.
Juragan Mendoan membawa tradisi ini ke dalam gaya hidup masa kini dengan menyuguhkan berbagai pilihan menu mendoan yang bisa dipesan sesuai selera. Tak hanya menyediakan tempe mendoan original, gerai ini juga menghadirkan varian menarik seperti Mendoan Gila untuk para pecinta pedas, Tahu Kemul yang lembut dan gurih, serta Paket 2in1 bagi pelanggan yang ingin menikmati dua rasa sekaligus.
Harganya pun ramah di kantong, mulai dari Rp5.000 untuk mendoan besar, Rp6.000 untuk paket mini, hingga Rp10.000 untuk paket lengkap. Setiap porsi mendoan yang disajikan tetap mempertahankan kelezatan dasar yang gurih dan asin, berpadu pas dengan sensasi pedas dari sambal kecap.
Beroperasi setiap sore mulai pukul 15.00 hingga 21.00 WIB, Juragan Mendoan berlokasi di Jl. Sultan Agung, tepatnya di komplek OKAZ. Tempatnya yang mudah dijangkau menjadikannya pilihan pas untuk camilan sore atau teman nongkrong santai.
Di sisi lain, kemudahan dalam pemesanan serta fleksibilitas dalam memilih tingkat kematangan dan level pedasnya menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi generasi muda yang cenderung ingin makanan praktis tapi tetap bisa disesuaikan dengan preferensi pribadi.
Popularitas Juragan Mendoan menunjukkan bahwa inovasi terhadap makanan tradisional tak harus selalu meninggalkan akar budayanya. Justru, dengan meracik ulang kemasan dan menambahkan varian rasa yang kreatif, kuliner tradisional seperti mendoan bisa kembali menjadi bintang di tengah maraknya makanan modern.
Jadi, jika kamu sedang berada di Ponorogo dan ingin menikmati camilan sore yang lezat, hangat, dan kaya rasa tradisi, Juragan Mendoan adalah destinasi yang tak boleh dilewatkan.*** (Fauza)