AswajaNews – Di balik padatnya jadwal kuliah, laporan yang menumpuk, dan kantong yang semakin menipis di akhir bulan, mahasiswa selalu punya satu tempat andalan untuk ‘recharge’ tenaga dan suasana hati, warung bakso.
Dan di antara banyak pilihan yang ada, Bakso & Mie Ayam Pak Pon menjadi salah satu nama yang paling sering disebut di kalangan mahasiswa Ponorogo. Memiliki empat cabang yakni di Jl. Pramuka Siman, Dusun Ngunjung Desa Gandukepuh, Sukorejo, dan yang terbaru di Ngrupit, Jenangan.
Dengan harga mulai dari Rp7.000 per porsi, warung sederhana ini tidak hanya menjual makanan, tetapi juga menjajakan rasa nyaman, porsi yang bersahabat, dan pelayanan yang membuat pelanggan merasa pulang ke rumah sendiri. Di sinilah tempat di mana kenikmatan tidak harus mahal, dan makan enak bukanlah kemewahan.
Bakso Pak Pon bukan sekadar warung kaki lima. Ia sudah menjelma menjadi bagian dari ritme hidup mahasiswa, tempat singgah saat jam kosong, tempat pelarian saat dompet menipis, bahkan tempat untuk merayakan nilai ujian yang bagus dengan traktiran murah meriah.
Baksonya punya tekstur kenyal khas daging yang terasa nyata di setiap gigitan, disiram kuah gurih yang harum menggoda sejak mangkuk mendarat di meja. Untuk para pecinta kejutan besar, bakso telur berukuran jumbo hanya dibanderol Rp8.000 saja, menjadikannya salah satu favorit yang cepat habis saat jam makan siang.
Namun Pak Pon tak hanya mengandalkan bakso. Mie ayamnya pun tak kalah memikat. Dengan harga mulai Rp9.000, semangkuk mie ayam berisi mie yang kenyal, topping ayam manis gurih, dan taburan daun bawang ini mampu bersaing dengan kedai-kedai yang jauh lebih mahal.
Kuah kaldu pilihan tersedia bagi yang ingin versi berkuah, dan tambahan bakso atau ceker bisa dipilih sesuai selera. Kombinasi antara dua menu utama bakso dan mie ayam sering kali justru dipesan sekaligus oleh pelanggan yang ingin menyenangkan lidah dan perut dalam satu waktu.
Suasana warungnya sederhana, namun justru itulah daya tariknya. Dengan tempat duduk panjang dari kayu dan meja-meja yang bersih, tempat ini punya aura hangat khas warung lokal yang tidak dibuat-buat.
Buka setiap hari dari pukul 10.00 hingga 22.00 WIB, dan khusus jumat jam 15.00-22.00 warung Pak Pon menjadi tempat yang nyaman untuk sekadar makan cepat atau bahkan ngobrol santai sambil menunggu jam kuliah berikutnya.
Bagi mahasiswa yang hidup di tengah keterbatasan finansial namun tak ingin mengorbankan cita rasa, Bakso & Mie Ayam Pak Pon adalah solusi yang nyata. Di saat warung-warung lain berlomba menaikkan harga, Pak Pon tetap konsisten menjaga rasa dan harga terjangkau, menjadikan pelanggan bukan hanya pembeli, tapi juga sahabat yang terus kembali.
Dalam peta kuliner mahasiswa Ponorogo yang begitu luas, Bakso & Mie Ayam Pak Pon adalah titik penting yang tidak boleh dilewatkan. Murah, enak, cepat, dan mengenyangkan, empat kata yang menjadi alasan kenapa warung ini tidak pernah sepi.
Jadi, jika kalian mahasiswa Ponorogo maupun masyarakat Ponorogo dan belum pernah mencoba Bakso Pak Pon, mungkin inilah saatnya memberi jeda pada tugas dan memberi hadiah kecil pada diri sendiri: semangkuk hangat yang selalu memeluk.*** (Fauza)