AswajaNews – Kabupaten Kediri kini mulai mencuri perhatian lewat geliat pariwisata berbasis edukasi dan pelestarian lingkungan.
Salah satu contoh nyatanya adalah Gronjong Wariti, destinasi wisata air di Desa Mejono, Kecamatan Plemahan, yang perlahan menjelma menjadi magnet wisata baru di wilayah timur Jawa ini. Bukan hanya sebagai tempat bermain atau rekreasi keluarga, Gronjong Wariti hadir dengan pendekatan unik, wisata edukatif yang bersumber dari semangat warga dalam menghidupkan kembali sungai yang dulunya kotor dan tak terurus.
Nama “Gronjong Wariti” sendiri menyimpan filosofi mendalam. Diambil dari nama Sungai Gronjong, yang menjadi pusat aktivitas wisata, dan “wariti” yang dalam bahasa lokal berarti sumber kehidupan, destinasi ini lahir dari inisiatif masyarakat yang ingin mengubah kawasan pinggir sungai menjadi tempat produktif, sehat, dan layak dikunjungi.
Sungai yang dulunya kotor dan nyaris mati kini disulap menjadi lintasan wisata air yang bersih dan penuh warna, membuktikan bahwa semangat gotong-royong masih menjadi kekuatan utama pembangunan desa.
Kini, setiap akhir pekan dan musim liburan, Gronjong Wariti tak pernah sepi dari pengunjung. Wahana-wahana air seperti perahu mesin yang melintasi aliran Sungai Gronjong sepanjang 1 kilometer, hingga bebek kayuh dan hand boat, menjadi pilihan utama keluarga yang membawa anak-anak mereka untuk belajar sambil bermain.
Menariknya, tarif tiap wahana tergolong murah dan ramah di kantong seperti perahu mesin yang hanya dikenai Rp5.000 per orang dengan dua kali putaran, sebuah pengalaman menyusuri sungai yang cukup langka ditemukan di kawasan wisata sekelasnya.
Selain wahana air, Gronjong Wariti juga menyediakan fasilitas outbound dan area permainan yang cukup lengkap, mulai dari ATV, flying fox, rainbow slide, roller coaster mini, hingga rumah bola dan trampolin.
Bagi pengunjung yang ingin bersantai, deretan pohon bambu yang rindang menciptakan suasana sejuk alami, cocok untuk piknik keluarga sambil menikmati kudapan dari deretan warung kuliner yang menjual aneka makanan khas dengan harga terjangkau. Konsep ini menjadikan Gronjong Wariti tak hanya sebagai tempat wisata, tetapi juga ruang komunal yang hidup.
Bukan hanya fisik tempatnya yang menarik, namun nilai transformasi sosial yang terjadi di balik pembangunan wisata ini menjadi pelajaran berharga. Dalam waktu kurang dari satu dekade, warga Desa Mejono mampu mengangkat taraf ekonomi, memberdayakan pemuda desa, serta membangun kesadaran lingkungan yang kini tumbuh subur.
Wisata ini buka setiap hari mulai pukul 07.15 hingga 16.00 WIB. Tanpa tiket masuk alias gratis, pengunjung cukup membayar biaya parkir dan tarif tiap wahana yang dipilih. Tak heran jika banyak keluarga dari luar kota kini mulai menjadikan Gronjong Wariti sebagai destinasi andalan untuk berwisata hemat namun berkesan.
Dengan semangat komunitas, kepedulian terhadap lingkungan, serta pendekatan edukatif, desa kecil di pinggir Kediri ini mampu menorehkan cerita besar dalam peta pariwisata Jawa Timur. Sebuah pelajaran bahwa perubahan bisa dimulai dari sungai kecil, selama ada kemauan besar. (Fauza)
Gronjong Wariti: Wisata Sungai Berkonsep Edu-Ekoturisme yang Kian Menggeliat di Kediri
