Kampung Coklat Blitar: Surga Edukasi Manis yang Tumbuh dari Tanah Desa

AswajaNews – Tak banyak destinasi wisata yang sanggup menghadirkan edukasi, kuliner, dan kemandirian ekonomi dalam satu paket menyenangkan.

Namun di Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, ada tempat yang menjadikan coklat bukan hanya sekadar makanan penutup, melainkan sebuah pengalaman yang membuka wawasan, tak lain dan tak bukan adalah wisata Kampung Coklat.

Berawal dari semangat swadaya petani kakao, Kampung Coklat Blitar lahir bukan semata-mata sebagai tujuan wisata, tetapi sebagai wujud transformasi dari kelompok tani bernama Gapoktan Guyup Santosa.

Didirikan oleh Kholid Mustofa, tempat ini mulai beroperasi secara resmi sejak 17 Agustus 2014. Kini, tempat ini telah menjelma menjadi ikon wisata edukatif di Jawa Timur yang menyatukan agrowisata, pelatihan pengolahan kakao, hingga hiburan keluarga.

Bagi pengunjung yang datang, Kampung Coklat menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar jalan-jalan. Dengan membayar tiket masuk reguler seharga Rp20.000, pengunjung tidak hanya mendapatkan akses ke taman-taman yang rapi dan outlet coklat, tetapi juga bisa merasakan atmosfer khas pedesaan yang tenang namun sarat aktivitas. Ada pula pilihan paket edukasi senilai Rp25.000 yang mengajak peserta untuk mengenal lebih jauh bagaimana biji kakao ditanam, dirawat, dan diolah menjadi produk bernilai tinggi.

Tak hanya untuk pengunjung dewasa, anak-anak pun dapat belajar sambil bermain. Program workshop coklat seharga Rp35.000 memungkinkan keluarga untuk terlibat dalam cooking class, membuat berbagai jenis camilan dan minuman coklat secara langsung dari bahan dasarnya. Mulai dari bubuk, batang, permen hingga brownies, semua bisa dibuat di sini dan bahkan dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

Suasana kian meriah pada akhir pekan dan hari libur nasional. Panggung hiburan hadir dengan pertunjukan musik dan aktivitas interaktif. Anak-anak bisa bermain perahu di kolam, memberi makan ikan di kolam terapi, atau menjelajah kebun kakao yang luas sembari mendengar kisah bagaimana kakao menjadi produk ekspor unggulan Blitar ke negara-negara seperti Malaysia, Singapura, hingga China. Bahkan, pemerintah menargetkan Indonesia akan menjadi produsen biji kakao terbesar di dunia pada tahun 2025, dengan Blitar sebagai salah satu tulang punggungnya.

Fasilitas di Kampung Coklat pun lengkap. Selain tempat belajar dan hiburan, pengunjung juga bisa bersantai di kafe yang menyajikan aneka minuman coklat panas dan dingin. Bagi yang datang berkelompok, tersedia pula paket wisata dengan menu nasi kotak, dengan harga hanya berkisar antara Rp15.000 – Rp20.000. Tempat ini juga sering dijadikan lokasi studi wisata dari sekolah-sekolah hingga kunjungan kerja pemerintah daerah luar kota.

Jam operasionalnya menyesuaikan dengan hari, yakni mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB untuk hari biasa dan Minggu, sementara pada Sabtu, wisata dibuka mulai pukul 09.00. Kampung Coklat tak hanya memberikan rasa manis di lidah, tetapi juga pengalaman berharga yang membekas di hati.

Di tengah gempuran wisata buatan dan tren tempat hiburan instan, Kampung Coklat Blitar hadir sebagai wisata edukatif yang berakar kuat pada potensi lokal. Jika kalian ingin merasakan manisnya wisata yang seru sekaligus memberdayakan, Kampung Coklat Blitar adalah jawabannya.*** (Fauza)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *