AswajaNews – Kalau kamu pikir makan kenyang butuh bujet besar, tempat satu ini siap membantahnya dengan semangkuk sajian menggoda yang bikin lidah tak mau berhenti.
Di balik hiruk-pikuk Ponorogo, tepatnya di Jalan Jenderal Sudirman, Balong tepat di depan Masjid Besar Balong tersimpan sebuah warung sederhana yang menawarkan sesuatu yang mungkin terdengar mustahil di era sekarang, semangkuk mie ayam hangat dan mengenyangkan hanya seharga lima ribu rupiah.
Warung ini dikenal sebagai destinasi kuliner hemat yang begitu digemari masyarakat sekitar, terutama para pelajar, pekerja, dan siapa pun yang ingin menikmati sajian nikmat tanpa harus menguras isi dompet.
Konsep “mie ayam goceng” yang diusung tempat ini bukan sekadar gimmick pemasaran, tapi benar-benar terealisasi lewat porsi riil, rasa yang layak diadu, dan pelayanan yang bersahabat.
Mie ayam yang ditawarkan memiliki kualitas rasa yang tak kalah dengan warung-warung mie ayam berharga dua kali lipat. Tekstur mienya kenyal dan matang sempurna, berpadu dengan siraman kuah gurih dan topping ayam yang bisa dipilih sesuai selera, ada yang berupa ayam giling halus atau potongan dadu yang lebih padat. Keduanya disajikan bersama sayuran segar seperti sawi hijau yang menambah warna dan keseimbangan rasa.
Meski dibanderol dengan harga goceng alias lima ribu rupiah, seporsi mie ayam ini terasa cukup mengenyangkan dan memuaskan. Daya tarik lainnya adalah suasana tempat yang nyaman dan bersih. Warung ini memang tidak berada di pinggir jalan besar, tapi cukup mudah ditemukan karena letaknya yang strategis tepat di depan masjid.
Tempat duduk yang disediakan yakni meja dengan kursi dan membuatnya cocok untuk makan bareng keluarga atau sekadar nongkrong bersama teman. Interiornya memang sederhana, tapi tidak seadanya. Tak jarang pula pelanggan yang datang adalah langganan tetap, yang sejak lama jatuh cinta pada konsep murah meriah tapi tetap memuaskan ini.
Selain keunggulan utama pada harga dan rasa, warung mie ayam goceng ini juga memiliki kelebihan dalam hal jam operasional. Buka setiap hari mulai pukul 10.00 pagi hingga 21.00 malam, tempat ini fleksibel untuk dijadikan pilihan makan siang, makan sore, atau bahkan makan malam. Waktu operasional yang panjang ini juga menjadikannya tempat yang sering dijadikan pelarian kuliner, terutama di hari-hari sibuk atau saat akhir pekan.
Menariknya lagi, karena harganya yang sangat terjangkau dan rasanya yang tetap konsisten, warung ini juga sering menjadi langganan pesanan dalam jumlah besar untuk berbagai acara, mulai dari jumat berkah, acara sekolah, hingga kegiatan komunitas. Banyak orang memilih warung ini karena selain irit di kantong, kualitasnya tetap terjaga meski dalam jumlah besar.
Dalam peta kuliner Ponorogo, warung mie ayam goceng ini adalah bukti nyata bahwa kelezatan sejati tidak harus selalu mahal. Di tengah kondisi harga kebutuhan pokok yang terus naik, masih ada tempat yang setia menghadirkan kuliner terjangkau, tanpa mengurangi kualitas dan rasa.
Bukan sekadar mie ayam, tempat ini adalah cermin dari semangat rakyat sederhana, jujur, dan selalu berusaha memberi yang terbaik. Maka tak heran jika warung ini bukan hanya tempat makan, tapi juga tempat berkumpul, berbagi cerita, dan menikmati kebersamaan, semangkuk demi semangkuk.*** (Fauza)