Kenikmatan Sederhana: Mengapa Terang Bulan Jadul Tetap Dicinta?

AswajaNews – Jajanan tempo dulu sepertinya sedang eksis kembali dijual pada zaman modern ini. Salah satunya terang bulan jadul yang tetap setia menggoda selera dari pinggir jalan.

Di tengah perkembangan dunia kuliner yang menawarkan beragam inovasi dan kreasi baru, terang bulan jadul tetap menjadi primadona di hati banyak orang. Jajanan ini memiliki bentuk khas setengah lingkaran atau seperempat lingkaran, telah menjadi ikon camilan pinggir jalan yang sederhana namun penuh cerita.

Adonan terang bulan jadul diracik dengan proporsi yang pas sehingga menghasilkan tekstur yang empuk dan kenyal. Saat digigit, bagian luar yang sedikit renyah berpadu sempurna dengan bagian dalam yang lembut mirip jajanan masa kini yakni pancake.

Tidak perlu hiasan mewah atau topping berlapis-lapis untuk membuat terang bulan jadul dicintai. Kombinasi adonan yang lembut dengan taburan cokelat butiran, gula pasir, atau kacang tumbuk sudah cukup untuk memikat hati.

Salah satu alasan mengapa terang bulan jadul tetap eksis adalah karena rasanya yang konsisten dari masa ke masa. Resepnya yang diwariskan secara turun-temurun sering kali menjadi rahasia keluarga pembuat jajanan ini.

Keberadaan terang bulan jadul ini mudah ditemukan. Penjualnya kerap menjajakan dagangan mereka di pinggir jalan, dekat pasar tradisional, atau di depan sekolah. Dengan gerobak sederhana dan wajan besar, para pedagang ini menjadi pemandangan yang akrab bagi masyarakat.

Terang bulan jadul tetap mempertahankan daya tariknya sebagai camilan ramah dompet. Harganya yang terjangkau membuatnya dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, mulai dari anak sekolah hingga pekerja kantoran yang ingin melepas penat di sore hari.

Terang bulan jadul membawa kita kembali ke masa kecil, ketika jajanan ini sering kali menjadi suguhan istimewa di sore hari atau hadiah kecil dari orang tua. Rasanya yang manis dan teksturnya yang pas di mulut menghadirkan kenangan akan momen-momen sederhana namun berarti.

Dengan aroma khas adonan yang dipanggang dan cita rasa manis yang tak lekang oleh waktu, camilan legendaris ini seperti mesin waktu yang membawa kita kembali ke masa kecil sederhana, hangat, dan penuh nostalgia.

Jadi, kapan terakhir kali kalian menikmati hangatnya terang bulan jadul? Jika sudah lama, mungkin ini saatnya mencari gerobak terdekat dan merasakan kembali manisnya nostalgia dalam setiap gigitan.*** (Fauza)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *