AswajaNews – Di tengah riuh kehidupan malam Jogja, suara dentang wajan menjadi tanda khas hadirnya mie dok-dok, hidangan sederhana yang membawa kehangatan dan cerita.
Ada yang istimewa di setiap ketukan wajan di Burjo Sami Asih, mie dok-dok yang tak hanya mengisi perut, tapi juga menghadirkan kenangan akan Jogja yang bersahaja.
Ini dia sajian yang akrab di lidah siapa saja, terutama mahasiswa dan pekerja yang menghabiskan malam di sudut-sudut warung burjo. Salah satunya adalah mie dok-dok, hidangan sederhana yang menjadi primadona Burjo Sami Asih yang berlokasi di Jl. Jawa No.9, Dabag, Condongcatur, Kec. Depok, Kab. Sleman.
Burjo Sami Asih adalah salah satu warung burjo legendaris di kawasan Jogja, terkenal dengan suasana ramah dan harga terjangkau. Banyak makanan yang dijual di sini, namun daya tarik tempat ini terletak pada mie dok-dok khasnya yang memiliki cita rasa istimewa.
Nama “dok-dok” sendiri berasal dari bunyi dentangan wajan saat mie digoreng. Suara ini menjadi ciri khas yang tidak hanya memanggil para pelanggan, tetapi juga menciptakan pengalaman tersendiri.
Dibuat dengan bahan sederhana seperti mie, telur, sawi, dan bawang goreng, mie dok-dok di sini diolah dengan teknik dan bumbu rahasia yang menjadikannya lebih spesial. Keseimbangan rasa asin, manis, dan pedasnya cocok untuk semua kalangan, dari mahasiswa hingga pekerja kantoran yang mencari makanan cepat saji tetapi penuh rasa.
Salah satu kelebihan mie dok-dok Sami Asih adalah teksturnya yang pas tidak terlalu lembek dan tetap kenyal. Ditambah dengan sensasi renyah dari kerupuk sebagai makanan pelengkap saat menyantap mie dok-dok, hidangan ini memberikan pengalaman tekstur yang memanjakan.
Varian mie dok-dok di sini ada dua, rebus dan juga goreng. Mie dok-dok rebus di Burjo Sami Asih cocok untuk mereka yang mencari kehangatan, terutama saat malam Jogja yang dingin. Kuahnya yang gurih dan hangat berasal dari perpaduan bumbu rahasia yang diracik dengan pas.
Bagi yang menyukai hidangan dengan rasa yang lebih kuat, mie dok-dok goreng adalah pilihan sempurna. Dimasak dengan teknik tumis cepat, mie ini memiliki aroma khas dari bumbu yang “terkaramelisasi” di atas wajan panas.
Dengan dua varian, pelanggan bisa memilih sesuai suasana hati. Saat ingin sesuatu yang ringan dan menghangatkan, mie rebus jadi pilihan tepat. Sebaliknya, saat ingin hidangan yang lebih menggigit, mie goreng selalu memuaskan.
Selain rasanya yang lezat, suasana di Burjo Sami Asih menjadi daya tarik tersendiri. Dengan meja-meja kayu sederhana dan tawa pelanggan yang akrab, tempat ini seperti ruang komunitas yang menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang.
Dengan harga yang ramah di kantong, mie dok-dok Burjo Sami Asih menjadi pilihan utama bagi mahasiswa dan pekerja. Seporsinya menawarkan rasa kenyang dan puas, menjadikannya kuliner malam yang ideal di Jogja.
Bagi siapa pun yang merindukan Jogja atau ingin merasakan semangatnya, seporsi mie dok-dok di Burjo Sami Asih adalah jawabannya. Dalam setiap suapan, ada cerita, kehangatan, dan rasa yang tak lekang oleh waktu.*** (Fauza)