AswajaNews – Jajanan populer yang banyak memiliki peminat salah satunya adalah pentol. Dengan kesederhanaanya pentol berhasil memikat hati penggemar.
Pentol adalah makanan ringan khas Indonesia yang terbuat dari daging sapi giling atau ayam giling yang dicampur dengan tepung tapioka, mirip dengan bakso namun biasanya memiliki ukuran lebih kecil dan tekstur yang lebih kenyal.
Biasanya, pentol dijual di pinggir jalan atau kaki lima, dan disajikan dengan berbagai macam bumbu seperti saus sambal, kecap, atau saus kacang. Makanan ini populer karena harganya yang terjangkau dan rasanya yang gurih.
Di Ponorogo terdapat banyak sekali penjual pentol, dan salah satu yang paling populer adalah Pentol Asholole. Pentol ini merupakan salah satu merek atau jenis penjual pentol yang terkenal di Ponorogo, Jawa Timur. Nama “Asholole” mungkin digunakan sebagai daya tarik atau slogan yang unik untuk memikat pembeli.
Penjual menyajikan pentol dengan berbagai varian rasa dan bumbu yang menarik, sesuai dengan selera masyarakat setempat. Beberapa varian pentol yang ada yakni pentol urat, pentol jamur, pentol isi ati ampela, pangsit rebus, dan pentol tahu. Ponorogo sendiri memang terkenal dengan banyak kuliner khas, dan pentol adalah salah satu yang digemari.
Penjual Pentol Asholole berjualan dengan cara keliling menggunakan motor dengan gerobak pentol yang ada di belakang. Uniknya, berbeda dengan penjual lainnya, penjual menggunakan full musik saat berjualan. Baik saat mangkal atau sedang jalan keliling musik dari sound mereka tetap on.
Penjual pentol keliling yang menggunakan sound system untuk memutar musik adalah tren yang semakin populer di beberapa daerah, termasuk di pedesaan dan kota kecil. Cara ini sangat efektif untuk menarik perhatian pembeli, terutama anak-anak dan remaja.
Penjual Pentol Asholole biasanya memutar musik yang meriah, seperti musik dangdut, koplo, atau remix populer, dengan volume yang cukup keras untuk terdengar dari kejauhan. Lagu-lagu yang dimainkan sering kali memiliki ritme yang cepat dan energik, membuat suasana menjadi lebih hidup.
Alih-alih menggunakan teriakan atau klakson untuk menarik perhatian, musik digunakan sebagai alat panggilan utama. Musik yang khas akan dikenali oleh penduduk setempat, sehingga ketika mereka mendengar lagu tertentu, mereka tahu penjual pentol sedang mendekat. Maka dari itu penjual Pentol Asholole juga memanfaatkan cara serupa dan menjadi ciri khas tersendiri.
Pentol asholole tak hanya memiliki satu gerobak saja di Ponorogo, namun mereka memiliki beberapa reseller yang menjualkan juga pentol ini. Jadi mereka membeli pentol di satu produsen yang sama dan tinggal menjualkan. Salah satu tempat yang bisa kalian datangi saat mencari pentol ini adalah di Pasar Mlilir saat minggu pagi.*** (Fauza)