AswajaNews – Istilah “Jogja Istimewa” memang tak terbantahkan lagi. Hampir semua sudut, semua aktivitas, semua hal yang berkaitan dengan Jogja itu memang Istimewa. Tak terkecuali kuliner wedangan khas Jogja yang selalu dirindukan wisatawan.
Wedangan merupakan sebutan Jawa yang berarti wedang atau minuman hangat. Jenis wedangan ini juga beragam mulai dari wedang ronde, wedang jahe, sekoteng, cemue dan masih banyak yang lainnya. Semuanya memiliki kesamaan yakni disajikan saat kondisi hangat atau bahkan panas.
Dari sekian banyak minuman dengan tipe tersebut, wedang ronde menjadi salah satu yang paling populer. Wedang ronde merupakan minuman khas Jawa Tengah dengan ramuan kuah agak pedas yang berasal dari bahan dasarnya yakni jahe. Nama ronde diambil dari isian mereka yakni adonan tepung yang dibuat bulat-bulat dengan isian di dalamnya. Dan tambahan ‘wedang’ di bagaian depan merujuk pada kuah jahe yang disebut wedang.
Bahkan wedang ronde sudah dengan mudah ditemukan di berbagai daerah tanpa harus spesifik ke satu tempat. Namun terasa sangat lengkap rasanya jika menikmati wedang ronde di Jogja dengan suasana malam hari di sana. Apalagi jika kalian sedang berjalan menyusuri Malioboro pada malam hari kalian wajib sekali membeli wedang ronde untuk menemani malam kalian.
Kalian bisa memesan wedang ronde di pedagang-pedagang yang menjual di atas gerobak sederhananya. Saat kalian memesan satu porsi, kalian akan puas minum dan juga memakan berbagai isiannya. Aromanya saja sudah membuat siapa saja tak sabar menyantapnya. Satu porsi wedang ronde yang datang ke kalian akan memancing untuk segera diminum.
Dalam satu porsi wedang ronde terdiri atas roti tawar, kolang-kaling, kacang, ronde, lalu diguyur dengan kuah jahe dipadukan dengan gula jawa. Saat menyeruput kuah jahe untuk pertama kali, kalian bisa merasakan rempah-rempah berpadu dengan sempurna dalam bentuk kuah jahe di wedang ronde. Lalu saat menggigit ronde kalian akan merasakan kelegitannya. Ronde sendiri terbuat dari tepung ketan yang dicampur dengan air lalu dibentuk bulat dengan isian kacang tanah dan gula jawa. Kolang-kaling, roti tawar, dan kacang menambah cita rasa serta tekstur lain dalam satu porsi wedang ronde.
Beberapa tempat favorit saat menikmati wedang ronde di Malioboro adalah di sekitar titik 0 km atau di sepanjang jalan Malioboro. Apalagi jika kalian menyantapnya saat malam hari, saat suasana Malioboro sudah mulai sepi maka kalian akan lebih menikmati hangatnya wedang ronde berpadu dengan udara dingin malam hari di Jogja.
Dikarenakan kuahnya merupakan kuah jahe, jadi saat menyantap wedang ronde ini badan akan terasa hangat yang dihasilkan dari bahan dasar jahe pada pembuatan wedang ronde. Jadi sangat pas menemani malam hari kalian menyusuri Malioboro.*** (Fauza)