Aswaja News – ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) lebih banyak ditemui pada anak-anak. Saat mengalami ADHD, anak biasanya sulit dikendalikan, tidak bisa diam, dan selalu bergerak. Namun rupanya, tak cuma anak-anak, orang dewasa juga bisa mengalami kondisi ini.
Merujuk National Health Interview Survey, prevalensi ADHD yang didiagnosis pada anak-anak dan remaja berusia empat hingga 17 tahun dalam 20 tahun terakhir meningkat dari 6,1% menjadi 10,2% di Amerika Serikat. Di Inggris, diperkirakan penggunaan obat ADHD telah meningkat hampir 800% dari 2000 hingga 2015.
Sebelum terlanjur, yuk kenali indikasi awal seorang mengidap ADHD;
- Tidak bisa fokus
Biasanya orang dewasa yang mengalami ADHD cenderung tidak fokus saat sedang melakukan aktivitas apapun, termasuk saat bekerja. Misal sedang rapat, perhatian orang yang mengalami ADHD akan terbagi-bagi, ia tidak bisa fokus memperhatikan orang yang sedang berbicara di rapat tersebut.
Ia biaanya memilih memainkan tangan, memainkan bolpoin atau bermain HP dan melaiukan aktivitas lainnya sehingga perhatian ia teralihkan. Tapi meski begitu daya tangkap penderita ADHD sangat baik, sehingga meski mudah teralihkan, namun ia bisa dengan cerdas mengerti apa yang disampaikan orang lain.
- Bisa fokus jika melakukan kegiatan lain
Dilihat dari penjelasan nomor satu, bahwa penderita ADHD sulit fokus. Dalam hal ini ia harus melakukan kegiatan lain untuk bisa menangkap apa yang disampaikan lawan hicara. Misal saat belajar di kampus atau bekerja.
- Mudah terobsesi pada suatu hal
Biasanya penderita ADHD akan terobsesi pada sesuatu yang sedang ia inginkan. Ia bahkan bisa merasa cemas dan khawatir jika tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Ia terobsesi dengan banyak hal sehingga menjadi sosok yang berlebihan. Keinginan yang tak terwujudkan olehnya bisa membuat dirinya semakin tidak fokus, obsesif, dan cemas.
- Bereaksi berlebihan
Dalam hal ini, penderita ADHD bisanya terlalu emosional dan perasa sehingga ia bisa menjadi mudah terluka jika misal melihat seseorang kecewa atau marah kepadanya. Ini merupakan disforia sensitif penolakan (RSD) yang kemungkinan besar adalah gejala ADHD. Merupakan manifestasi dari disregulasi emosi yang seringkali dapat menyebabkan ledakan emosi pada orang dewasa dan menyebabkan masalah hubungan.
- Membaca cepat dan mudah bosan
saat membaca Misal sedang membaca artikel, penderita ADHD biasanya memulai dari satu artikel, merasa bosan, lalu akan melompat ke tab lain untuk mendapatkan lebih banyak rangsangan, dan membaca beberapa kalimat. Jadi ia lebih memilih untuk tidak membaca keseluruhan artikel, akhirnya menyisihkannya untuk dibaca nanti, dan sering kali tetap tidak membacanya. Ini disebabkan oleh tasa bosan yang ia alami.
- Merasa tidak ingin menyelesaikan apa pun
Biasanya penderita ADHD meruoakan orang yang aktif dan bahkan bisa melakukan berbagai kegiatan dlaam satu waktu untuk meningkatkan fokus. Namun ketika mood nya sedang tidak baik, ia bisa jadi tidak ingin melakukan suatu hal apapun. Ia bisa seketika menunda-nunda dan merasa tidak mampu berbuat banyak hal tanpa alasan apapun.
- Ketidakmampuan melakukan banyak tugas atau bekerja di bawah tekanan
Ini mungkin merupakan indikator terbesar ADHD. Penderita ADHD bisa kewalahan dan bereaksi berlebihan ketika berada di bawah tekanan. Mungkin menyebabkan ia mudah marah. Penderita ADHD juga tidak bisa melakukan banyak tugas saat tekanan sedang tinggi. Ia akan membuat kesalahan konyol dan melupakan banyak hal. Hal ini berujung pada stres dan depresi yang membahayakan kesehatan mental. (Mus)