Aswaja News – Serat Wedhatama merupakan karya sastra jawa baru yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti tulisan yang memuat tentang ajaran utama.
Karya sastra tersebut dinilai sebagai karya moralistik-didaktis (pendidikan moral) yang diduga telah dipengaruhi oleh agama Islam.
Serat Wedhatama tersebut salah satu serat karya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV.
Sedangkan, penggunaan serat begitu populer dalam tradisi jawa dan dinilai sebagai puncak estetika sastra jawa pada abad ke-19 silam.
Serat Wedhatama (Tembang Pocung)
Dalam serat Wedhatama terbagi menjadi 100 pupuh yang dibagi dalam 5 lagu berisi falsafah kehidupan.
Pupuh 1
Ngelmu iku
Kelakone kanthi laku
Lekase lawan kas
Tegese kas nyantosani
Setya budya pengakese dur angkara
Terjemahan :
Ilmu itu
Tercapainya dengan cara laku (olah diri)
Permulaannya dengan sungguh-sungguh
Maksudnya sungguh-sungguh mengukuhkan tekad (tujuan)
Setia (terus-menerus) mengolah budi (dalam) memberantas angkara murka (sumber keburukan)
Pupuh 2
Angkara gung neng angga anggung
Gumulung
gegolonganira, triloka leker kongsi
Yen der umbar ambabar dadi rubeda
Terjemahan:
(Yakni) angkara besar
Yang bertempat dalam diri (badan) yang selalu
Bergulung-gulung
Yang jenis-jenisnya menjangkau atau menempati tiga dunia dalam diri (tempat representasi nafsu berpusar)
Karena jika dibiarkan merebak bisa memunculkan bahaya atau keruwetan
Pupuh 3
Beda lamun kang wus sengsem reh ngasamun
Semune ngaksama
Sasamane bangsa sisip
Sarwa sareh saking mardi martatama
Terjemahan:
Berbeda dengan yang sudah jatuh hati pada hal kebaikan,
perilakunya selalu penuh kehati-hatian pada perilaku yang keliru
Selalu sabar (tenang) berusaha tetap menjalani kehidupan di jalan yang baik dan benar.
thank you!
Universitas Telkom