AswajaNews – Pada sidang UNESCO yang berlangsung di Paraguay pada Desember 2024 mendatang, Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) secara resmi telah mengusulkan kesenian Reog Ponorogo untuk menjadi warisan budaya dunia.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Andre Notohamijoyo, Asisten Deputi Pemajuan dan Pelestarian Budaya Kemenko PMK, bahwa keputusan Reog Ponorogo sebagai warisan budaya dunia masih disidangkan oleh UNESCO.
“Saat ini kita masih menunggu keputusan UNESCO,” ungkap Andre Notohamijoyo.
Dia berharap Reog Ponorogo tersebut berhasil menjadi warisan budaya dunia UNESCO pada akhir 2024 mendatang.
“Ini jadi target capaian Indonesia di UNESCO, kita harap keputusannya melalui komite warisan dunia (world heritage comitee),” imbuhnya.
Jika kesenian Reog Ponorogo resmi menjadi salah satu Warisan Budaya tak Benda (WBtB) UNESCO, hal ini tentunya memberi manfaat bagi masyarakat, khususnya Ponorogo.
Sehingga sidang UNESCO pada Desember 2024 di Paraguay tersebut menjadi wajar jika mendapat atensi yang serius.
Bagaimana tidak, pada sidang tersebut akan menetapkan siapa yang akan menjadi Warisan Budaya tak Benda (WBtB) dan siapa yang tidak.
Judha Sarwo Edi selaku Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ponorogo mengungkapkan bahwa semua dokumen persyaratan sudah dilengkapi oleh Pemerintah Kabupaten.
“Alhamdulillah dossier sudah dinyatakan lengkap, dan ini merupakan kabar gembira terkait proses ICH kesenian Reog Ponorogo,” ungkap Judha.
Diakuinya Reog Ponorogo sebagai WBtB tentu akan memberi keuntungan yang banyak, terlebih pada event festival Reog, sehingga cakupannya bukan lagi nasional melainkan internasional.***
Penulis/Editor: Tim AswajaNews