Aswaja News – Amaliyatut Tadris merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi santri menjadi pendidik yang profesional. Dengan kegiatan praktek mengajar tersebut menjadi pengalaman yang luar biasa dan berharga bagi santri akhir sebelum meninggalkan pondok. Juga memberikan motivasi untuk menjadi pendidik hebat dimasa yang akan datang.
Senin, 12 Februari 2024, telah dilaksanakan praktek mengajar perdana untuk santri kelas akhir Pondok Pesantren Al Islam Joresan. santri yang mendapatkan kesempatan perdana adalah:
- Fransiska Yulitasari VI A.
- Atika Nur Halimah VI B.
- Siti Munasyaroh VI E.
- Firda Auliya Ali VI G.
- Siti Nur Yulia VI H.
- Shofia Nur Azizah VI K.
Menjadi pendidik yang ideal adalah salah satu tujuan Pondok Pesantren Al Islam Joresan dalam melahirkan generasinya. Karena dengan guru yang ideal, akan lahir generasi yang ideal pula. Ideal dalam bertindak, berpikir, dan bergerak.
Sebelum maju untuk praktek mengajar, para santri kelas akhir sudah dibekali tentang metode mengajar (thariqah), materi yang akan disampaikan (maadah), bahasa yang akan digunakan (lughah), kepribadian guru ketika mengajar (ahwal mudarris), agar menjadi mudarris yang profesional pada hari Sabtu – Senin, 3-5 Februari 2024. Selain itu, cara mengkritik (darsun an-naqd) juga disampaikan saat pembekalan agar santri belajar mengkritik dan mengevaluasi santri lainnya dengan baik sesuai dengan prinsip yang ada dalam tarbiyah:
المادة مهمة ولكن الطريقة اهم من المادة. الطريقة مهمة ولكن المدرس اهم من الطريقة. وروح المدرس اهم من المدس.
Praktek mengajar ini akan dilaksanakan selama 2 Minggu mulai Senin sejak (12/02) sampai dengan kamis (22/02) yang terbagi menjadi 23 kelompok. Sebelum santri kelas akhir atau guru praktikan maju untuk praktek, masing-masing santri diharuskan membuat I’dad (RPP) sesuai materi menggunakan bahasa Arab dan Inggris serta dikoreksi dan disahkan oleh guru pembimbing (musyrif).
Setelah praktek mengajar (Amaliyatut Tadris) diadakan kegaitan Darsun an-Naqd atau kegiatan Mengkritik Proses Belajar dan Mengajar, kegiatan inilah yang tidak kalah menarik dan menantang selain menjadi guru praktikan. Karena kritikan membangun yang ditulis oleh teman kelompoknya, akan dibahas dalam forum bersama guru pembimbing/ musyrif dan teman-teman kelompoknya, selain itu yang mengkritik juga harus dapat dipertanggungjawabkan dan memberi islah/pembetulan dari yang salah tersebut.
صديقُك من صدَقَك لا من صدَّقك.
Dengan demikian kegiatan amaliyah tadris di pesantren ini menjadi sangat penting, dengan begitu pesantren ikut berkontribusi mencetak dan melahirkan guru yang ideal di masa yang akan datang. (IIM)