Aswaja News – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyebut, Nahdlatul Ulama harus bekerja untuk memperkuat idealisme politik.
“Pertahanan kita harus lebih strategis. Apakah kita rela jadi toko klontong atau kita mau jadi distributor, ini misalnya saja,” Kata Gus Yahya dalam Halaqah Nasional Strategi Peradaban NU di Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta, Senin (29/1/2024).
Genap berusia 101 tahun ini, NU bertekad menjadi organisasi yang memiliki otoritas agama dan memperkuat negara sebagai otoritas politik. Terlebih isu anti nation yang dikhawatirkan mengancam kedaulatan negara.
“Kalau bangsa ini ditolak keberadaannya kita tidak punya perlindungan,” katanya.
Baca juga : Harlah NU Ke-101 Diawali Istighatsah, Gus Mus: Tugas NU Bukan Memenangkan Capres
Disampaikan bahwa Nahdlatul Ulama harus bersiap akan kemungkinan munculnya tirani global melalui bidang industri salah satunya wacana politik industri.
“Politik hari ini sudah menjadi industri. Industri Itu diantara karakternya adalah pada modal yang besar, berorientasi keuntungan, produk dibuat tidak berdasarkan demen dari pasar tapi produknya ditawarkan dan pasar dibujuk untuk mau mengkonsumsi,” ucapnya.
Gus Yahya turut menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama mempunyai tugas penting dalam memperkuat benteng pertahanan negara.
Baca juga : Isi Lengkap Sambutan Khofifah di Harlah Muslimat NU Ke-78
“Pertama untuk memastikan bahwa tasarufnya betul-betul mencapai maslahatil ummah, bahwa tasarufnya negara ini betul-betul sampai pada maslahah nya rakyat,” tegasnya.
Dalam memperkuat otoritas agama dan otoritas politik, Gus Yahya memberi arahan kepada pengurus NU agar berupaya untuk hasil yang strategis mengingat tanggungan NU yang tidak kecil dalam menghadapi tantangan zaman. (Azza Fahreza)
2 thoughts on “Halaqah Nasional Harlah ke-101 NU, Gus Yahya Bicara Soal Otoritas Politik”