Aswaja News – Guna melestarikan budaya dan mengembalikan kejayaan Tegalsari, Jagongan Ponorogo berkolaborasi dengan Karang Taruna Hasan Besari merencanakan dihidupkannya kembali produksi kertas “Daluang” di Tegalsari, Ponorogo.
Perlu diketahui bahwa Daluang merupakan media tulis kuno untuk menuliskan naskah-naskah lama bersejarah. Daluang adalah kertas yang berasal dari kulit pohon glugu atau pohon saeh.
Pernyataan tersebut disampaikan pada acara jelajah dan diskusi sejarah yang diadakan pada Minggu (14/1/2024) di Dalem Ageng, Tegalsari.
“Terkait bahan baku akan kita siapkan, Jika semua siap monggo kita tata bersama. terkait peluang-peluang peninggalan penuh sejarah termasuk Daluang tersebut semoga dapat terwujud kembali di desa Tegalsari,” tutur (Kepala Desa Tegalsari)
Menanggapi pernyataan tersebut, Ahmad Dzakky Mubarok Ketua Karang Taruna Hasan Besari menjelaskan perlunya pelatihan bagi pemuda untuk menunjang rencana produksi Daluang.
“Sangat bagus, kami mengharap pihak pemerintahan desa Tegalsari selalu mensupport adanya pelatihan-pelatihan pembuatan Daluang itu tadi bagi SDM terutama pemuda di karang taruna. Karena untuk alat-alatnya kan sudah ada,” ucapnya.
Sementara itu, Miftahul Munir tim Jagongan Ponorogo turut membenarkan adanya rencana untuk menghidupkan kembali produksi Daluang yang bisa menjadi peluang UMKM di Tegalsari.
“Setelah ini kita akan membuat workshop terkait pembuatan Daluang agar bisa diproduksi lagi dan lebih terlestarikan. Nantinya Daluang ini bisa dibuat souvenir untuk pengunjung di Tegalsari,” jelasnya.
Sebelumnya, Fuad yang merupakan tim Jagongan Ponorogo menjelaskan bahwa diskusi sejarah ini untuk menanamkan kesadaran terhadap pentingnya pelestarian warisan budaya dan menghidupkan kembali aktivitas pesantren dan keilmuwan di Tegalsari, Ponorogo.(Azza Fahreza)