Aswaja News – Guna mengedukasi kesejarahan bagi pemuda dan masyarakat, Jagongan Ponorogo berkolaborasi dengan Karang Taruna Hasan Besari adakan jelajah dan diskusi sejarah di Tegalsari, Ponorogo pada Minggu (14/1/2024).
“Tegalsari adalah salah satu icon Ponorogo yang terkenal pernah melahirkan pujangga besar Ronggowarsito. Maka, kami berkolaborasi dengan masyarakat lokal karena saya yakin masih banyak data yang belum ter-publish,” tutur Anton (Penasehat tim Jagongan Ponorogo)
Acara yang diikuti oleh 70 peserta yang meliputi peserta, Karang Taruna dan tim Jagongan Ponorogo tersebut mengambil tema “Menelisik Warisan Budaya Pesantren Tegalsari” sekaligus memperingati Haul Kanjeng Kyai Bagus Hasan Besari.
Kunto Pramono yang merupakan Dzuriyah Dalem Ageng menanggapi bahwa adanya diskusi ini diharapkan sekaligus membaca data-data sejarah agar tidak menjadi kekeliruan.
Selanjutnya, acara diskusi ini dipandu oleh Fuad tim Jagongan Ponorogo dimulai dengan pemaparan bukti dan data sejarah warisan budaya yang kemudian diisi diskusi dan sesi tanya jawab.
“Di Jagongan Ponorogo ini tujuannya mengedukasi pentingnya kesejarahan, kita memberi dan mencari, jadi belajar bersama. bagaimana narasi sejarah bisa hidup di zaman sekarang,” tambahnya.
Acara yang dimulai pukul 07.00 WIB ini, diawali dengan jelajah religi yakni ke masjid Setono (Artefak Islam dari abad ke-17), makam Kyai Nur Shodiq (kearifan Kyai ahli al-Qur’an dan kanuragan), makam Kyai Ageng Muhammad Besari (pusara para Kyai perdikan), masjid Jami’ Tegalsari (arsitektur pesantren abad ke-18) dan Dalem Ageng Tegalsari (kediaman Kyai dan pusat kegiatam santri) yang menjadi tempat diskusi.
“Acara ini tujuannya kan untuk menelusuri sejarah, jadi bisa untuk mengedukasi para pemuda di Tegalsari agar ke depan bisa menjadi tourguide bagi pengunjung,” tutur Ahmad Dzakky Mubarok (Ketua Karang Taruna Hasan Besari)
Turut hadir dalam acara tersebut diantaranya Kunto Pramono keluarga Dalem Ageng, Khoirul Huda Kepala Desa Tegalsari, Sekretaris Desa Tegalsari, Karang Taruna Hasan Besari dan Komunitas Jagongan Ponorogo.(Azza Fahreza)