Aswaja News – Satgas Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) Ponorogo lakukan pelatihan khusus dengan kader-kader IPNU dan IPPNU se Kabupaten Ponorogo. Pada diskusi kali ini difokuskan pada tema pelatihan fasilitator bimbingan anak dan Remaja bagi mitra ormas Remaja dan Pemuda IPNU dan IPPNU. Peserta berasal dari perwakilan pimpinan anak cabang (PAC) IPNU/IPPNU se Kabupaten Ponorogo, total ada 90 Peserta.
Harapannya setelah pelatihan ini, peserta dari setiap perwakilan PAC berhasil menyalurkan ilmunya kepada kader-kader IPNU/IPPNU di kecamatannya masing-masing. Sehingga permasalahan permasalahan remaja bisa segera diatasi, sehingga mental health para pemuda-pemudi khususnya kader IPNU dan IPPNU bisa terjaga.
Pada kesempatan tersebut, Sita selaku pemateri menyampaikan pada peserta tentang pentingnya memahami diri sendiri. Pasalnya dengan memahami dirinya masing-masing makan akan bisa menempatkan diri secara tepat di dalam lingkungan masyarakat.
“Dari sinilah kita mengenali diri kita dan tahu menempatkan diri kita bagaimana di lingkungan sekitar,” terang Sita pada peserta.
Pelatihan ini merupakan rangkaian acara dari PKM Fakultas Tarbiyah INSURI Ponorogo dengan Satgas GKMNU Kabupaten Ponorogo yang akan berlangsung sepanjang bulan Desember 2023.
Wakil rektor III INSURI Ponorogo, Murdianto mengatakan pelatihan yang berlangsung di Hotel Latiban Ponorogo tersebut memiliki tujuan agar remaja memiliki kesehatan mental, kesejahteraan psikologis. “Kami INSURI Ponorogo dengan Satgas GKMNU Kabupaten Ponorogo) yang mendesain sebuah aktivitas untuk mencoba bersama-sama mengatasi bersama-sama problem kesehatan mental remaja,” ujar Murdianto.
Selain pada remaja, Satgas GKMNU Ponorogo juga memberikan pelatihan pada ibu-ibu muda Fatayat dan bapak-bapak lewat Ansor. tujuan akhirnya adalah menciptakan keluarga yang maslahat. Program itu bentuknya, pertama melatih remaja sebaya, teman-teman IPNU/IPPNU dilatih, kemudian teman-teman ini melatih temannya yang lainnya.
“Kami juga melatih ibu-ibu yang punya anak remaja, karena mereka harus paham situasi seperti ini harus paham tentang kesehatan mental pada anak. Kami juga melatih komunitas keagamaan tempat mereka (anak-anak) bergabung seperti IPNU/IPPNU dan Ansor, untuk juga membentuk sikap keberagamaan untuk mendukung kesehatan mental.” tambah wakil rektor bidang kemahasiswaan.
Sementara, Ketua IPNU Ponorogo, Fadil mengatakan pihaknya tidak berhenti hanya pada diskusi ini. Setelah pelatihan akan dilakukan tindak lanjut agar program ini sukses dan mampu memberikan kontribusi untuk memecahkan masalah masalah remaja Ponorogo.
Salah satu caranya adalah melakukan pengawalan dan terus memfokuskan isu-isu terkait kesehatan mental menjadi fokus utama di IPNU Ponorogo. “Upaya yang paling dekat setelah acara ini adalah follow up, tentu kami akan pengawalan secara intensif sampai semua hal itu (materi dalam pelatihan) bisa terealisasikan khususnya di 21 titik pimpinan di Kabupaten Ponorogo,” jelas Fadil.
“Dan ini kami akan mencoba lagi mengarusutamakan isu pelajar atau mahasiswa terkait kesehatan mental bersama badan student crisis center. Jadi di IPNU/IPPNU ada badan student crisis center yang menjadi konsultan pelajar yang tampil di sekolah-sekolah dan desa-desa di Kabupaten Ponorogo.” Sebagai informasi, GKMNU adalah salah satu program utama dari Nahdlatul Ulama yang langsung dipimpin oleh Gus Yaqut. Program utamanya adalah membangun keluarga yang sejahtera, keluarga sehat, keluarga moderat. (IIM)