Oleh: Rosadi Jamani (Dosen UNU Kalbar)
Waduh, malam minggu cerita Tuhan pula, mana judulnya Tuhan tak laku pula. Emang ada Tuhan tak laku, Bang?
Rokok Surya udah tak belikan ya. Duduk yang tenang, sekarang dengarkan abang nak cerita soal Tuhan. Tuhan yang kamu sembah tiap hari. Dari kecil sudah dikenalkan dengan Tuhan. Wajar bila ente sangat religius. Selalu nyebut Tuhan bila dalam kesusahan, kena musibah, bahkan dapat cuan pun nyebut Tuhan. Tandanya ente berada di lingkungan orang bertuhan. Tapi, ada lho negara justru tak laku, alias tidak dipercayai lagi. Tuhan sudah mati, tak lagi maha seperti di negara kita.
Wah seru ni. Memang tak takut masuk neraka warganya tak percaya Tuhan, Bang?
Orang kalau sudah tak percaya Tuhan, neraka dan surga itu dianggap tak ada. Hanya khalayan. Ente kalau ngomong Tuhan, justru diketawakan, dan malah disuruh membuktikannya dengan minta hadirkan Tuhan sekarang. Hebatnya, negara yang Tuhan tak laku itu, negara maju, aman, dan damai. Ekonominya stabil, politiknya juga begitu. Rakyatnya sejahtera.
Negara mana saja yang Tuhan tidak laku itu, Bang?
Baik, karene ente udah tak sabaran, tak jelaskan lima negara yang Tuhan tak lagi diakui. Pertama, Cina. Negara dengan penganut atheis terbanyak di dunia.
China memiliki kepadatan penduduk tertinggi dan penganut atheis terbanyak di dunia. World Population Review (WPR) dalam rilisnya pada tahun 2021, total atheis di Negeri Tirai Bambu ini mencapai 91%. Dari jumlah itu, hampir 67% menyatakan yakin menjadi atheis. Sedangkan sisanya mengeklaim sebagai nonreligius. Secara resmi, China memang negara atheis, di mana anggota Partai Komunis dilarang mempercayai atau mempraktikkan keyakinan apa pun. Hal ini dikarenakan kekhawatiran bahwa agama dapat berfungsi sebagai alternatif komunisme yang dapat merusak loyalitas kepada pemerintah.
Walau Tuhan tak laku, Cina menjadi negara ekonomi terkuat saat ini. Musuh beratnya Amerika Serikat, hanya ngandalkan dolar saja. Sementara teknologi, militer, pertanian sudah di bawah Cina.
Walau 91% atheis, sisanya masih ada juga percaya Tuhan. Suku hui dan uighur masih taat memeluk Islam. Masih banyak masjid berdiri di sana. Mereka juga tetap damai menjalankan Islam.
Kedua Jepang. Negara dengan persentase penganut atheis terbanyak di Dunia Setelah Cina. Jumlah penganut atheis di Negeri Sakura ini mencapai 86%. Tidak ada pelajaran agama di sekolah-sekolah Jepang karena mereka memandang agama sebagai urusan masing-masing individu. Sungguh tak percaya Tuhan, ekonomi Jepang sangat maju. Apalagi bicara teknologi, susah dilawan. Negaranya juga aman sentosa serta damai. Walau demikian, kehidupan beragama tetap dijamin di sana. Ada juga gereja, masjid di sana. Cuma yang percaya Tuhan sangat sedikit ketimbang percaya.
Ketiga Swedia. Negara Nordik dengan persentase penganut atheis tertinggi di Eropa. Data WPR menunjukkan 78% warganya memilih atheis. Agama hanya urusan pribadi, negara tak ikut campur. Tuhan tak dianggap dalam hal apapun menjadikan Swedia ekonominya sangat baik dan stabil. Rakyatnya sejahtera dan bahagia.
Keempat Republik Ceko. Negara Eropa ini hampir 75% penduduknya menyatakan atheis. Hal ini terjadi lantaran runtuhnya pemerintahan komunis yang mengakibatkan penduduk Ceko lebih memilih tidak memeluk agama apa pun. Masa lalu pemerintahan komunis di negara ini cukup menekan kebangkitan agama mana pun dari tahun 1948 hingga 1989. Pada masa sebelumnya, agama Kristen Katolik menjadi agama mayoritas hingga pertengahan abad ke-20.
Kelima Estonia. Negara di Kawasan Baltik Eropa Utara ini memiliki sekitar 70% penduduk yang tidak beragama atau atheis. Agama di Estonia dilihat sebagai keyakinan para penjajah, yang kemudian ditolak oleh mayoritas. Identitas nasional dan agama di Estonia juga tidak saling tumpang tindih, sehingga sekolah-sekolah di sana tidak menonjolkan pelajaran agama sebagai kurikulum pendidikan.
Dari lima negara tanpa Tuhan itu rata-rata makmur dan sejahtera. Hampir tidak ada konflik. Tingkat kriminalitas juga rendah.
Sebenarnya masih banyak di bawahnya negara tak percaya Tuhan. Rata-rata didominasi negara Eropa. Walaupun tak percaya Tuhan, negara itu tetap menjamin kehidupan beragama. Tidak ada pelarangan ibadah. Cuma, mereka dilarang bawa-bawa agama dalam urusan pemerintah. Agama cukup urusan pribadi saja.
Makasih infonya. Hebat negara tak laku Tuhan malah hidup makmur. Apakah negara kita kalau mau maju ngikut negara tanpa Tuhan itu, Bang?
Ngikut tidak bertuhannya pasti tidaklah. Itu dilarang di negara kita. Setiap warganya harus percaya Tuhan. Kalau berani ngumumin diri sendiri atau kelompok tak lagi percaya Tuhan, lho pasti dirujak seluruh Indonesia. Bisa-bisa lho dilaporkan ke polisi agar ditangkap. Lho akan dicap komunis, murtadin, dajjal, PKI, antek Cina, dll.
Tapi, bidang lain boleh ditiru seperti teknologinya, pendidikan, pertanian, infrastruktur, olahraga, dll. Bidang apa saja boleh ditiru, asal bagian tak percaya Tuhan saja, jangan.
Tapi pengaruh anti Tuhan atau atheisme tak bisa dibendung, Bang? Benar. Yang namanya isme atau paham tidak bisa dihentikan. Ia bisa mempengaruhi siapa saja. PKI boleh bubar, tapi paham komunis tetap eksis sampai kapanpun. Liberalisme yang menjadi “agama baru” orang Eropa, boleh saja diharamkan, tapi tak bisa menghentikan gerak lajunya. Nah, sekarang bentengnya ada pada kaum agamawan sendiri. Bila tidak ingin terpengaruh atheisme, liberalisme, sekularisme, perkuat aqidah atau keyakinan. Buktikan bahwa agama lebih baik dari paham tersebut. Begitu wak.