Jurus Singapura Atasi Rendahnya Populasi dengan Brain Drain

Oleh: Rosadi Jamani (Dosen UNU Kalbar)

Singapura itu negara kaya, dan masuk 10 negara teraman di dunia. Di tengah segala kehebatannya, Singapura justru dapat badai populasi rendah. Warganya udah malas buat anak. Negara udah kecil, warganya malas mau nikah, bisa kosong tu negara nantinya.

Bukan Singapura bila tidak punya jurus mengatasi rendahnya populasi itu. Salah satunya, impor warga negara lain yang pintar-pintar dijadikan warganya. Ini yang dinamakan brain drain. Mau diapakan lagi. Warganya malas buat anak, malas nikah, cara jitunya, brain drain. Apa itu brain drain? Bila diartikan kamus, nguras otak. Lebih tepatnya memindahkan otak-otak orang cerdas ke negara Singapura untuk dijadikan warga negaranya. Simpelkan. Ngapain repot-repot kampanye buat anak. Braindrain-kan orang pintar dari negeri jiran dijadikan warga sendiri. Kira-kira gitu artinya.

Jurus brain drain diarahkan ke negeri kita lho. Buktinya sudah ada seribu lebih orang kita pindah jadi warga Singapura. Jumlah ini akan terus bertambah. Mereka yang pindah itu bukan orang sembarangan. Rata-rata orang pintar dan cerdas. Bukan yang suka jadi sampah masyarakat. Kalau orang kayak gini, kita rela dan ikhlas. Atau orang yang suka teriak zalim, pindah aja ke Singapura. Kita rela mah. Nyatanya bukan orang sampah peradaban yang pindah, tapi anak muda yang pintar dan cerdas.

Gimana cara Singapura mem-braindrain orang kita? Kasih beasiswa. Usai kuliah diwajibkan kerja di perusahaan besar di sana. Gaji besar, hidup nyaman, serba enak, lalu ditawarkan Permanent Resident alias jadi warga Singapura. Siapa yang tak mau. Kalau pun kembali ke Indonesia, memang ada perusahaan bisa menggaji gede. Alasan prakmatis ini membuatnya memilih Singapura. Apalagi sudah punya paspor negeri singa ini, enak pokoknya. Sebab punya paspor Singapura paling enak deh. Bisa pergi ke 129 negara tanpa visa. Enak kan.

Jangan heran orang Singapura dihuni orang pintar dan cerdas. Bukan pintar ala Indonesia, itu sih dukun. Dengan jurus ini, jadilah Singapura memiliki SDM mimpuni di segala bidang. Luas wilayahnya kecil, tapi SDM nya bisa kuasai dunia. Ibarat badan boleh cebol, tapi nyalinya gede. Raksasa bisa dikalahkan cebol dengan kecerdasannya.

Di satu sisi memang dirugikan. Apa jadinya bila semua anak muda bertalenta pindah ke negeri jiran. Lalu, tersisa orang yang suka miskin penadah Bansos, tersisa orang pemalas, tersisa para pejuang nasbung, bisa makin terpuruk negeri ini. Tenang wak, tak perlu khawatir. Orang kita itu terkenal kreatif. Punya cara jitu juga melawannya.

Singapura itu boleh pintar dan cerdas. Indonesia juga tak kalah cerdas. Kekurangan Singapura, tak memiliki SDA. Sementara kita melimpah segala macam sumber daya alam. Salah satu penyebab Singapura kaya, punya pelabuhan laut internasional. Hampir semua kapal yang melewati Selat Malaka transit dulu di sana. Singapura dapat cuan gede dari kapal-kapal ini. Lalu, pengolahan minyak mentah menjadi solar atau bensin. Kita punya minyak mentah, diekspor ke Singapura, lalu diolah jadi BBM, diekspor lagi ke Indonesia. Ini yang terjadi selama ini. Makanya Singapura itu kaya. Itu dulu. Indonesia punya jurus juga menghambat laju Singapura. Jurus jitunya hilirisasi.

Kita sudah bangun pelabuhan cukup megah mulai dari Aceh, Sumatera Utara, sampailah di Kalbar juga. Dengan adanya pelabuhan bertaraf internasional itu agar kapal kita tak lagi transit di Singapura. Indonesia juga sedang membangun pabrik pengolahan minyak mentah jadi BBM agar tak impor lagi. Program menjadikan sawit menjadi B30 bisa melumpuhkan negeri jiran itu. Apalagi nanti menjadi B100, tak peu lagi impor solar. Dua jurus ini saja membuat Singapura ketar-ketir.
Soal SDM, orang kita juga tak kalah pintar. Pesawat sudah bisa buat sendiri. Kereta api juga sudah. Motor dan mobil listrik sudah. LRT sudah. Bahkan, satelit juga sudah, cuma belum bisa buat roket peluncurnya saja. Bila program hilirisasi yang ditentang Barat, bahkan IMF, berjalan mulus, Indonesia yang sekarang sudah jadi negara setengah kaya, selangkah lagi jadi negara maju. Hebatkan negara kita, tak macam Singapura suka mem-braindrain tetangganya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *