Aswaja News – Panen karya adalah momen yang ditunggu-tunggu bagi Calon Guru Penggerak (CGP), karena kegiatan ini menjadi puncak pembelajaran dan puncak hasil belajar selama kurang lebih 9 bulan mengikuti program pendidikan guru penggerak. Tiga bulan mengikuti rangkaian tes yang berbentuk Essay, tes praktik mengajar (micro teaching), dan tes wawancara.
Khurriyatul Ainiyah, Alumni Al Islam Joresan tahun 92 ini termasuk yang menjadi salah satu calon guru penggerak dalam proses pendidikannya mendapatkan pembelajaran secara intensif secara daring dan luring. Pembelajaran yang padat dan bermakna melalui fitur-fitur LMS dilalui secara bertahap.
Menurut Guru Penggerak di kabupaten Tuban ini, Ada tiga modul yang harus kita pelajari.
Modul 1 berisi tentang “Paradigma dan visi guru Penggerak”. Modul ini terdiri dari 4 modul yang membahas tentang filosofi pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara.
Modul 2 berisi tentang “Praktik pembelajaran yang berpihak pada murid”.
modul 3 berisi tentang “Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah”. Modul ini terdiri dari 3 modul yang memberikan bekal kepada kita bagaimana sebaiknya menjadi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Sehingga secara keseluruhan CGP mempelajari sepuluh modul selama enam bulan.
Ada capaian yang diharapkan dari setiap modul, salah satunya CGP (Calon Guru Penggerak) dapat mengimplementasikan di sekolah masing-masing. Dalam mempelajari setiap modul menggunakan alur MERDEKA yaitu Mulai dari diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Konstektual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi dan Aksi Nyata.
- Pertama, Mulai dari diri. CGP akan melakukan refleksi terhadap pengalaman pribadi, kemudian dikaitkan dengan materi yang dipelajari. Pada fitur ini kita akan disuguhi pertanyaan-pertanyaan pemantik yang harus kita jawab dan menuliskan pada kolom notes.
-Kedua, Eksplorasi konsep. CGP akan mengeksplorasi materi dalam modul sehingga mempunyai pemahaman yang dapat menunjang dalam pembelajaran. Dalam eksplorasi konsep CGP akan mendiskusikan materi yang dipelajarinya, selanjutnya diunggah pada LMS.
- ketiga, Ruang kolaborasi. CGP akan melakukan kerja kelompok dalam ruang kolaborasi virtual, membahas dan mendiskusikan sesuai dengan skenario pembelajaran, pada kegiatan ini akan dipandu oleh seorang fasilitator melalui video converence atau vicon.
Ruang Kolaborasi atau biasa disebut dengan rukol dilaksanakan dua kali, rukol pertama akan dipandu oleh fasilitator, yang akan memberikan pemahaman dan mendiskusikan tentang materi yang sedang dipelajari. Selanjutkan akan dibagi beberapa kelompok. Setiap kelompok akan berdiskusi secara virtual sesuai dengan petunjuk di LMS.
Pada rukol kedua setiap kelompok mempresentasikan hasil dari diskusi bersama, selanjutnya hasil dari materi yang dipresentasikan diunggah pada LMS.
- Keempat, Demonstrasi Kontekstual. CGP akan mendemonstrasikan apa yang telah dipelajarainya secara konstekstual, membuat video pembelajaran sesuai dengan petunjuk yang ada di LMS. Pada setiap alur CGP harus memberikan pendapat dan menuliskan umpan balik pada notes yang disediakan.
- Kelima, Elaborasi konsep. Pada alur ini CGP dipandu Instruktur Nasional yang akan mengantarkan pemahaman mengenai materi pada modul yang tengah dipelajarinya. Banyak pertanyaan pemantik yang disampaikan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman CGP tentang materi yang dipelajarinya. Diharapkan setiap CGP menyampaikan pendapatnya tentang konteks materi dan keselarasan yang ada di lapangan atau menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
- Keenam, Koneksi antar materi. Pada alur ini CGP diharapkan mampu menghubungkan materi-materi yang dipelajarai saat ini dengan materi sebelumnya. Setiap modul menyuguhkan muatan materi yang saling terkait dengan sebelumnya. Pada koneksi ini CGP diharapkan dapat menuliskan pada notes seperti apa kaitan materi yang dipelajarinya.
- Ketujuh, Aksi Nyata. Materi ini menuntut CGP untuk melakukan aksi nyata di lembaga masing-masing. Materi yang dipelajari dari setiap modul harus diimplementasikan dalam bentuk aksi nyata. Aksi nyata didokumentasikan dalam bentuk video pembelajaran, atau melaporkan kegiatannya melalui canva atau fitur lain sesuai dengan kreativitas masing-masing CGP, untuk selanjutnya di unggah pada LMS.
Menurut budhe Ur, -sapaan akrabnya- Selain tujuh alur MERDEKA di atas masih ada tugas yang harus dilakukan CGP yaitu menuliskan jurnal refleksi. Dalam setiap madul kita harus menuliskan refleksi. Jurnal refleksi ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran.
Refleksi adalah momen untuk berdialog dengan diri sendiri dalam memaknai peristiwa. Menceritakan pengalaman dan pemikiran yang kita alami sendiri. Sebelum mempelajari modul dan setelah mendapatkan materi, apa yang berubah pada diri kita juga dampaknya pada murid.
Selama dalam pembelajaran pengajar Praktir(PP) akan mendampingi selama enam bulan. Setiap bulan akan datang melakukan PI atau Pendampingan Individu di lembaga. Saat pendampingan kita akan berdiskusi terkait hal-hal yang dipelajari dan bagaimana implementasinya di kelas atau di sekolah.
Selain pendampingan individu CGP juga akan melakukan pembelajaran tatap muka dengan Pengajar Praktik pada kegiatan Lokakarya. Pada lokakarya ini kita akan dipertemukan dengan semua CGP dan Pengajar Praktek dalam satu kelas. Pada kegiatan tersebut kita akan mendiskusikan dan mempresentasikna terkait materi yang dipelajari pada kegiatan daring.
Lokakarya ini akan dilaksanakan sebanyak tujuh kali dan pada lokakarya terahir akan diselenggarakan panen hasil belajar. Nah saat itulah CGP akan menampilkan hasil karyanya selama enam bulan, baik berbentuk perform art atau video pembelajaran yang telah dicapainya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
Luapan kebahagiaan dan kegembiraan terpancar pada wajah-wajah CGP (Calon Guru Penggerak) Angkatan 7 Kabupaten Tuban termasuk dirinya karena hari ini tanggal 3 Juli 2023 kami telah melaksanakan panen hasil belajar. Setiap kelompok akan menyuguhkan stand yang berisi hasil karya CGP dan hasil belajar siswa, juga menampilkan program yang sudah dilaksanakan pada lembaga masing-masing.
Imbuhnya dengan keceriaannya.
Bapak dan Ibu guru, slogan dari Calon Guru Penggerak adalah Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan. Diharapkan guru penggerak dapat melakukan perubahan untuk dirinya, murid, rekan sejawat juga sekolah ke arah yang lebih baik.
Seperti dilansir dari pidato yang disampaikan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim dalam modul 3 bahwa “perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berahir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah Langkah pertama”.
Membiasakan budaya positif di lingkungan sekolah, melakukan pembelajaran yang berpusat pada murid, dan memberikan pelayanan sesuai minat dan potensi murid sesuai dengan kodrat zaman dan kodrat alam. Semangat terus Bapak Ibu guru hebat Indonesia, teruslah berkarya untuk generasi bangsa yang bermartabat. (IIM)