Oleh: Rosadi Jamani (Dosen UNU Kalbar)
“Ya, Allah, laknatlah Israel sekarang juga!” Dalam hitungan menit, negara Israel yang suka membunuh rakyat Palestina, lenyap.
“Ya, Allah hancurkan seluruh buzzer istana!” Tak beberapa lama, para buzzeRp hilang dari medsos. Tersisa buzzer Balkot sendirian tak ada lawan.
“Ya, Allah sejahterakanlah seluruh umat Islam!” Beberapa jam kemudian, semua jadi kaya raya, ketiban durian runtuh. Tak ada lagi orang Islam suka minta-minta di lampu merah, nenteng proposal masjid dan ponpes, ngamen dari toko ke toko, berebut minta dimasukkan sebagai penerima Bansos.
“Ya, Allah hancurkan rezim oligarki!” Esoknya seluruh pemerintahan bubar, berganti dengan yang suka demo. Presiden diganti, Menko Marves diganti, Ketua Dewan diganti, Kapolri, Panglima diganti, Hakim diganti. Ketua KP diganti. Semua berganti seketika.
“Ya, Allah hancurkan orang-orang yang menzalimi calon presiden kami!” Malam itu juga, tinggal pendukungnya sendiri koar-koar di medsos.
“Ya, Allah berikanlah saya kekayaan, jabatan!” Esoknya tiba-tiba dapat duit 8T, dan diangkat jadi menteri.
“Ya, Allah hancurkan negara Cina karena komunis. Hancurkan Amerika karena suka memerangi negara Islam!” Beberapa jam kemudian, Cina dan As hilang dari peta, lenyap. Semua rakyatnya mati.
Apapun yang didoakan, seketika dikabulkan Tuhan. Gimana? Bisa kacau ndak. Tatanan dunia bisa berubah-ubah dalam hitungan menit. Baru saja si A berdoa minta segera dilaknat. Si B pun berdoa minta segera diberikan kedamaian. Minta dihancurkan, tak berapa lama minta dipulihkan. Simsalabim. Abakadabra. Kunfayakun. Berubah.
Sampai di sini paham ndak? Ceritanya kali ini soal doa. Dari bangun tidur sampai tidur, kita diajarkan berdoa. Masuk WC baca doa. Mau makan, berdoa. Sampai mau gituan pun kita berdoa dulu, biar barokah. Menaklukan cewek pun ada doanya. Minta dimudahkan jawab soal CAT pun ada doanya. Pokoknya, bergerak saja kaki dan tangan, berdoa. Itu doa baik-baik.
Bahkan, ada juga berdoa untuk melaknat orang. Mendoakan orang celaka. Mendoakan lawan atau musuh agar hidup tragis, bila perlu dimatikan sekalian.
Apakah ada dalil untuk mencelakan orang, Bang? Ada sih. Saya kutip dari HR Muslim, artinya saja ya. “Bahwasanya ia pernah bersabda di rumahku ini: Ya Allah, siapa saja yang menguasai sesuatu dari urusan umatku, lalu mempersukar urusan mereka, maka persukarlah baginya. Dan siapa yang mengurusi umatku lalu berlemah lembut pada mereka, maka permudahlah baginya.”
Rasulullah SAW :
“Setiap pagi, dua malaikat turun mendampingi seorang hamba. Yang satu mendoa: Wahai, Tuhan! Berikanlah ganti rugi bagi dermawan yang menyedekahkan hartanya. Dan yang satu lagi berkata: Wahai, Tuhan! Musnahkanlah harta si bakhil. (HR Muttafaq Alaih dari Abu Hurairah RA).
Bagaimana para ulama memandang hadis di atas. Sebagian ulama memperbolehkan dan sebagian tidak. Boleh melaknat khusus kepada kafir yang zalim. Kepada Muslim yang zalim, didoakan agar taubat. Ibnu Hajar Al-asqolani alam Fathul Bari syarah shohih Bukhori, jilid 1 halaman 352 ketika mengomentari hadis yg menjelaskan Nabi pernah berdoa untuk Abu Jahal dkk dengan kebinasaan. Dibolehkan mendoakan keburukan untuk orang zalim. Tahu sendirilah dengan Abu Jahal, zalimnya sudah over. Boleh didoakan laknat. Cuma, apakah zalimnya Abu Jahal sama dengan Abu Jaa yang dimusuhi para kadn. Ups.
Cuma, orang yang dituduh zalim, lalu didoakan dengan keburukan, dicap laknatullah, kenapa doanya tidak dikabulkan, Bang. Bahkan yang didoakan laknat itu, happy-happy saja, Bang?
Ente sudah mendoakan saya tetap ganteng ndak.
“Udah, Bang.”
“Gimana, ganteng ndak sekarang.”
“Ganteng, Bang. Mirip Cornelis.”
“Tandanya, doamu udah terkabul.” Qiqiqiq…bercanda ya.
Yang namanya doa, memang ada yang dikabulkan. Ada juga tidak. Ada mengatakan, dikabulkan semua. Cuma, kalau tak dikabulkan di dunia, dikabulkan di akhirat. Banyak pendapat soal doa ini.
Ada yang membuat tutorial agar doa bisa dikabulkan. Saya hanya mengutip saja. Pertama, mengikhlaskan ibadah dan niat kepada Allah SWT. Kedua, sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW dalam berdoa. Ketiga, memperbanyak berbuat taat dan berupaya meninggalkan maksiat. Keempat, percaya penuh kepada Allah SWT, disertai dengan keyakinan bahwa Allah SWT pasti mengabulkan doanya. Kelima, berhati-hati dalam hal makan dan minum, selalu memilih makanan, minuman, dan pakaian yang halal. Keenam, tidak meninggalkan amar makruf nahi mungkar. Juga tidak meninggalkan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan saat berdoa kepada Allah SWT. Ketujuh, tidak meminta atau berdoa dengan hal-hal yang diharamkan, seperti minta diberi khamr, memohon kepada Allah SWT untuk memutus tali silaturahim atau memohon kepada Allah SWT agar bisa berbuat zalim kepada manusia. Kedelapan, kehadiran hati, kekhusyuan, dan pengharapan yang besar terhadap pahala dari Allah SWT saat berdoa. Juga merasa sangat takut jika tertimpa siksa dari-Nya. Kesembilan, tidak terburu-buru dengan terkabulnya doa. Sebagaimana orang yang menuntut hak dari orang lain. Sebab tidak ada seorang pun yang punya hak atas Allah SWT. Kesepuluh, menjaga sopan santun dan adab-adab saat berdoa. Meluruskan lisan saat membaca, sehingga doa-doa yang dilafalkannya keluar dengan bacaan yang benar. Juga tidak memanggil Allah dengan ucapan-ucapan yang tidak layak, seperti mengucapkan, “Wahai Pencipta ular dan kalajengking.” Kesebelas, diusahakan pada saat berdoa, seorang hamba menampakkan kerendahan dan kebutuhannya yang besar kepada Allah SWT. Keduabelas, hendaknya dia juga harus menjaga i’rob (susunan kata) saat berdoa, sehingga tidak merusak makna doa tersebut.
Banyak juga syaratnya agar doa dikabulkan Tuhan ya, Bang? Saya hanya ngutip saja. Benar tidaknya, coba saja diikuti tutorialnya. Siapa tahu, ente yang selalu berdoa minta jodoh cewek solehah yang suka menabung, bisa hitungan menit sudah berdiri depan rumahmu. Siapa tahu, ente yang suka minta rokok Surya, esoknya dikasih sedekah satu kontainer Surya dari Gudang Garam. Bisa tiga periode ente tak minta rokok lagi.
Kenapa doa Anda tidak langsung dikabulkan Tuhan, bisa saja karena tidak menjalankan tutorial di atas. Saya sih berpikiran positif saja. Semua sudah ditakdirkan Allah. Selesaikan. Mau melawan kehendak Allah. Apa yang terjadi atas kehendakNya. Itu jawaban orang beriman. Sudah pas belum jadi ustadz ni…hehehe.