Aswaja News – Moderasi beragama tercermin di Desa Kalimalang Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo. Bangunan gereja berdiri di antara masjid dan musala yang ada. Tercatat pula warga yang memeluk agama Hindu. ‘’Mayoritas adalah muslim, mereka hidup rukun dan saling menghargai,’’ kata Kepala Desa Kalimalang Riyadi.
Menurut dia, warganya yang beragama Kristen ikut bersilaturahmi ketika Idul Fitri. Demikian pula saat perayaan Natal, mereka mengundang warga yang beragama Islam. Riyadi mengungkapkan bahwa kerukunan antar umat beda agama itu sudah berlangsung lama.
‘’Desa Kalimalang ini unik, ada masjid dan gereja tetapi warga hidup rukun,’’ terang Riyadi.
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sukorejo akhirnya memilih Desa Kalimalang sebagai pilot project moderasi beragama. Sarasehan moderasi beragama sempat digelar di balai Desa Kalimalang, Selasa (6/6/2023) dengan menundang para pemuka agama dan tokoh masyarakat setempat.
‘’Desa Kalimalang layak kami jadikan pilot project moderasi agama. Walaupun warganya berbeda keyakinan namun dapat hidup rukun berdampingan dan saling menghormati,’’ jelas Kepala KUA Kecamatan Sukorejo Muhammad Auliyaussofi.
Para undangan sarasehan yang hadir menandatangani tujuh kesepakatan dan cap tangan tentang moderasi beragama. Turut hadir dalam acara itu, Forkopimka Sukorejo, babinsa, dan bhabinkamtibmas.
Dalam kesempatan yang sama, Kalimatul Aliyah, moderator sarasehan, menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia merupakan masyarakat multikultural yang berwatak pluralistik.
Keberagaman yang ada meliputi budaya, agama, ras, bahasa, suku, dan tradisi. Meski bukan negara agama, masyarakat sangat dekat dengan kehidupan beragama dan kebebasan beragama dijamin dalam konstitusi.
‘’Moderasi beragama merupakan sarana untuk mewujudkan manfaat kehidupan beragama dan berbangsa yang rukun, damai, dan toleran untuk kemajuan Indonesia,’’ ungkapnya. (KIM kalimalang/hw)