Siapa tak kenal Rocky Gerung. Manusia bebas ini selalu kontroversial. Terbaru, ia trending topic di twitter gara-gara umpatannya pada presiden sebagai ‘Bajingan yang Tolol’. Bagi pembenci Jokowi yang ditakdirkan benci sampai mati, umpatan Rocky itu sebagai sebuah keberanian. “Wale…presiden dibilang bajingan yang tolol, berani ye..!” ucap dalam Bahasa Melayu Pontianak. “Mantap Pak Rocky. Jangan kasih kendor!” Kebencian yang bertahun-tahun mengakar dalam hati seperti tersalurkan lewat Rocky. Tak heran, Rocky pun dapat buaian pujian setinggi langit dari kubu sebelah. Umpatan Rocky seperti belati yang menancap ke jantung Pakde.
Lalu, bagaimana reaksi pendukung Jokowi? Seperti yang saya ulas sebelumnya, bakal ada lapor polisi. Benar, sudah ada lapor ke Bareskrim. Sayangnya, ditolak. Karena yang diumpat Rocky biasa saja. Gelar konferensi pers, ada. Ngancam balik Rocky, ada. Wajar sih wong junjungan diserang macam itu, siapa yang tak manas.
Satu lagi yang jenius menurut saya, mengentertain ‘Bajingan yang Tolol’ menjadi sebuah kekuatan. Menjadi sebuah energi untuk mendapatkan simpati lebih luas. Menjadikan sebuah makian menjadi energi menang.
Survei terpercaya LSI Denny JA menyatakan kepuasan terhadap kepemimpinan Jokowi mencapai 90 persen. Mana ada kepuasan setinggi itu pada pemimpin di dunia, kecuali Jokowi. Artinya, hanya 10 persen saja yang tidak puas, tidak senang pada ayah tiga anak ini. Dengan umpatan Rocky itu, lalu dientertain pendukung Jokowi untuk bersatu. Bersatu dalam barisan Jokowi. Inilah momen untuk membuktikan, kelompok mana saja yang benar-benar pendukung dan pembela sejati Pakde. Kalau memang pendukung ayahnya Gibran, buktikan. Mana suaranya. Dari kasus ini, akan terlihat pendukung sejati dan pura-pura dukung atau memanfaatkan ketenaran Jokowi demi ambisi politik. Semua jadi terbaca. Yang sudah benci dari dulu tak masuk hitungan.
Sasaran uji dukungan sejati pada Prabowo dan pendukungnya. Publik tahu saat Pilpres 2019 lalu, bagaimana pendukung Prabowo menghina dina Jokowi. Semua terekam dan ada jejak digitalnya. Begitu Prabowo masuk kabinet jadi Menhan lagi, secara otomatis ia anak buah Jokowi. Masuk barisan suami Iriana. Walaupun menimbulkan kekecewaan berat bagi sebagian pendukungnya, Prabowo tak peduli itu lagi. Demi persatuan bangsa menjadi alasan kuat Prabowo siap menjadi anak buah Jokowi. Ia pun menikmati sebagai Menhan.
Jelang Pilpres 2024, Gerindra mencalonkan lagi Prabowo sebagai capres. Nuasanya sudah beda dengan dulu. Karena 90 persen publik suka mantan Gubernur DKI ini, para pendukungnya memanfaatkan ini untuk menyandingkan Prabowo di setiap billboard. Momen foto kebersamaan Prabowo dan Jokowi bertebaran di mana-mana. Bahkan ucapan Pakde,
“Dua kali di pilpres juga menang. Mohon maaf, Pak Prabowo. Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo” Itu ditampilkan dalam billboard juga. Maksudnya, Pilpres nanti jatahnya Probowo. Itu kata Jokowi lho.
Fenomena billboard Prabowo bersama Jokowi itu maksudnya, ingin pendukung Pakde memilih Prabowo. Itu tujuan utamanya. Maklum saja, pendukung Jokowi itu memang banyak. Kalau memang semua memilih Prabowo, pasti menang. Presiden RI ke-8 jatahnya Prabowo.
Nah, dengan kejadian “Bajingan yang Tolol’ itu dukungan pada mantan Walikota Solo ini dipertanyakan. Apakah ada Prabowo beserta pendukungnya membela atau mengutuk Rocky Gerung. Bahkan, ditanya langsung, mana pembelaan kalian, tunjukkan. Sejauh ini memang belum ada pembelaan itu. Mungkin belum kali. Sementara pendukung fanatik Pakde terus mempertayakan itu pada Prabowo plus barisannya. Mereka terus kejar. Bila memang tak ada statemen resmi, ibarat cinta hanya di bibir saja. Cinta pada Jokowi bersama Prabowo, tidak ikhlas.
Tak hanya Prabowo dan barisannya, kubu Pro Jokowi (Projo) yang baru dapat jatah menteri juga ikut dipertanyakan. Lho benaran dukung Jokowi, inilah saatnya membela. Jangan udah dapat jatah menteri lalu diam. “Kutuk kek si Rocky. Jangan diam baek..woi..!” Salah satu kekesalan pendukung Pakde.
Kasus ‘Bajingan yang Tolol’ ini memang bisa menjatuhkan martabat Jokowi sebagai presiden. Perlu diingat, kasus ini bisa melambambungkan nama beliau di sisa pemerintahannya. Simpati rakyat malah semakin tinggi. Apalagi Pakde memilih diam. Diam itu emas. Ia dikatakan Fir’aun saja, ia dan keluarga tenang. Bahkan, yang ngatakan Fir’aun yang lagi terbujur di rumah sakit, ia jenguk. Sebuah keteladanan dari presiden yang wajib dicontoh. Tak macam ente, ketika musuh sakit, pasti tepuk tangan. Bila perlu didoain cepat mati. Belajarlah dari Jokowi, musuh sekalipun tetap dianggap kawan di saat kesusahan.
Soal Rocky Gerung, Jokowi dan kekuarga pasti asyik ngopi. Ia sudah khatam soal sabar. Para pendukungnya yang marah, wajar juga sih. Cuma, jangan lapor polisi. Biarkan kebenaran mencari jalannya sendiri.#camanewak