Oleh: Rosadi Jamani ( Dosen UNU Kalbar)
Sambil menikmati sate sapi, buka HP. Biasa buka Tiktok. Rata-rata video yang lewat, sapi ngamuk saat dipotong. Sapi ya, bukan banteng ngamuk. Kalau banteng ngamuk, bisa gawat Indonesia.
Sapi ngamuk. Belasan orang siap menumbangkannya. Pisau super tajam siap menggerek lehernya. Nyawanya terancam. Jalan satu-satu berontak dan ngamuk. Amukannya memang dahsyat. Pria berbadan kekar yang dari awal mengikat kaki dan lehernya dibuat terpental. Bahkan, ada terpental dalam sumur. Seketika arena penjagalan heboh.
Ada sapi ngamuk, lalu kabur di atas atap. Heboh. Ada juga ngamuk masuk ke masjid. Isi masjid diacak-acaknya. Ada yang kabur ke jalan raya. Ada juga sampai naik di atas pohon. “Hahaha…..!” Saya tak sadar ketawa lepas.
“Ada apa, Bang. Tawa sendirian,” tanya kawan.
“Ini ada sapi ngamuk. Kasihan orang ada disepak nyebur sumur. Sementara kita sudah makan sate sapi,” jawab saya.
Ada juga aksi menyedihkan dan mengharu-biru. Seekor kambing mengembek dengan sedihnya, tak mau berpisah dengan tuannya. Tuannya juga sangat sedih harus berpisah dengan piaraannya yang dirawat dari kecil sampai siap dipotong. Seperti ada ikatan emosional. Sedih nontonnya, macam film India.
Saya yakin kalian pun ngakak nonton sapi ngamuk. Hari raya Iduladha, selalu ada video sapi ngamuk. Pemotongan sapi penuh dengan darah, dengan nonton video sapi ngamuk, jadi terhibur. Tapi, ini bukan tertawa di atas derita sapi ya. Ini soal tuntunan agama Islam.
Berbeda dengan agama Hindu. Sapi hewan yang disucikan. Tidak boleh dipotong seperti orang Islam di Iduladha. Itu sebabnya, orang Islam di India tidak memotong sapi. Demikian juga di Bali. Kalaupun memotongnya, diam-diam, tidak di ranah publik. Semata-mata menghormati Hindu. Semangat toleransinya tinggi.
Daging sapi, tidak hanya dinikmati orang Islam, ada juga dikasihkan ke yang non Muslim. Saya melihat kawan Kristen ikut menguliti sapi dan kambing. Seperti tidak ada bedanya Islam dan non. Membaur jadi satu walau beda keyakinan. Artinya, Iduladha tidak semata keceriaan umat Islam, tapi umat agama yang lain juga.